CIANJUR – Penggiat lingkungan di Kabupaten Cianjur menyayangkan banyaknya alat peraga kampanye (APK) yang dipasang di pepohonan, terutama di kanan kiri jalan. Meski sudah beberapa kali ditertibkan, oknum tim pemenangan calon legislatif (caleg) kembali memasangnya.
Penggiat lingkungan, Eko Wiwit mengatakan, setiap penyelenggaraan pemilu, baik untuk kepala daerah, provinsi, hingga legislatif dan presiden, dirinya selalu mendorong agar tidak ada pemasangan APK di pohon.
Sayangnya, dorongan tersebut tidak juga didukung oleh regulasi yang ketat dan tegas bagi pelanggar. Sehingga mereka tetap memasang APK di pohon dalam masa kampanye.
“Sudah seharusnya pohon itu bukan dijadikan sarana untuk memasang alat peraga. Baik itu sekedar memakai kawat, apalagi menggunakan paku,” kata dia saat dihubungi Cianjur Ekspres malalui telepon seluler, Minggu (31/3).
Namun menurutnya, Bawaslu seharusnya sudah memiliki aturan tegas, termasuk memberikan sanksi bagi pelaku pemasangan APK di pohon. Dia menambahkan, para caleg ataupun tim pemenangannya harus juga sadar untuk melindungi dan merawat pohon. Pasalnya sebagai warga negara yang berbudaya, beradab dan bertiga, sudah semestinya bisa menghargai pohon.
“Kalau saja pohon seperti hewan buas, pasti sudah menggigit jika diganggu. Dan manusia pun saya rasa juga akan marah jika diganggu. Makanya sebagai makhluk yang berakal, harus sudah sadar dengan sendirinya agar melindungi pohon sebagaimana mestinya,” tegas dia.
Sekretaris Gerakan Resik Nusantara (Green) Kabupaten Cianjur, Angga Saputra, mengaku geram dengan ulah para celag yang sebarangan memasang APK dengan merusak pohon. Padahal sudah jelas dalam UU Nomor 7 tahun 2017 tentang pemilu melarang pemasangan APK di pohon. “Parahnya undang-undang itu dihiraukan oleh tim suksesnya,” tuturnya.
Jika atribut kampanye itu masih terpasang di pohon, tegas Angga, pihaknya akan menggelar unjuk rasa ke penyelenggara pemilu. Tak hanya itu, aktivis pecinta lingkungan ini juga akan mencabut seluruh APK yang melanggar.
“Kami harap masyarakat lebih pintar dalam memilih calon legislatif. Belum terpilih saja sudah merusak, apalagi nanti kalau sudah terpilih. Oleh karena itu, jangan pilih caleg perusak pohon!” ungkapnya.