CIANJUR – Para karyawan PT Mandiri Jaya di Kampung Cimapa RT 01/RW 02, Desa Cintaasih, Kecamatan Gekbrong mengeluh karena gajinya sangat minim, yakni sekitar Rp 900 ribuan per bulan. Bahkan, perusahaan yang bergelut di bidang ternak ayam petelor itu juga mempekerjakan 8 WNA asal China yang gajinya sangat tinggi.
Abah (55), warga Desa Cintaasih mengaku sudah 8 tahun bekerja di perusahaan ternak ayam petelor milik WNA tersebut. “Yang saya tahu, WNA yang delapan orang itu infonya pulang dulu. Tapi tidak tahu balik lagi atau tidaknya,” terang Abah saat ditemui tak jauh dari areal peternakan ayam petelor, Senin (4/3).
Dia menjelaskan, perusahaan ternak ayam dinilai sangat tertutup pada warga. Pasalnya, setiap ada kegiatan di perkampungan sekitaran peternakan minim perhatian.
“Boro-boro ada perhatian, kadang kalau warga ada kegiatan Agustusan atau acara Hari Besar lainnya mana ada (sumbangan),” kata dia.
Kaitan dengan pekerja WNA di peternakan ayam petelor tersebut, sama halnya dengan karyawan lainnya. “Ada di bagian packing telor ayam, ada juga yang jadi mandor,” kata dia.
Opan (55), satpam di PT Mandiri Jaya, minta ada perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Cianjur khususnya Dinas Ketenagakerjaan. “Iya saya sudah depalan tahun bekerja di kandang ayam ini, dan gaji saya selama itu hanya menerima Rp 980 ribu per bulan,” terang Opan.
Opan berharap sekali ada yang datang dari pemerintah daerah khususnya Dinas Ketenagakerjaan untuk mendata semua karyawan yang ada di PT Mandiri Jaya. “Sudah lama saya berharap ada yang datang dari Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Cianjur ke peternakan ayam ini, data kami dan tanya kami berapa gaji dibayar oleh perusahaan ini,” katanya.
Gaji yang ia terima dirasa tak mencukupi untuk kebutuhan sehari-harinya. Ddengan begitu dirinya terpaksa mencari kerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, istri Opan pun terpaksa ikut bekerja borongan di ternak ayam tersebut.
“Untuk memenuhi kebutuhan hidup, selain saya kerja sampingan, istri saya juga ikut bekerja borongan untuk packing telor, yang hanya dibayar Rp 20 ribu per hari,” ujarnya.