Kontes Ayam Pelung di Yonif Rider 300 Diwarnai Pameran Benda Pusaka

0 Komentar

CIANJUR – Puluhan beragam jenis pusaka nusantara dipamerkan bersamaan dengan Kontes Nasional Ayam Pelung Terbuka di Langangan Yonif Rider 300 Cianjur, Sabtu (26/1). Salah satu pusaka yang dipamerkan yakni beragam jenis kujang tua khas Sunda.
Ketua Umum Paguyuban Kujang Pusaka Nusantara (PKPN) Iwan Mustofa menuturkan pameran pusaka nusantara ini dalam rangka ikut memeriahkan HUT Hipapin (Himpunan Peternak dan Penggermar Ayam Pelung Nusantara) ke 1. Melalui pameran ini diharapkan bisa menggugah kecintaan masyarakat terhadap khasanah pusaka nusantara khususnya kujang yang menjadi ciri khas Sunda.
“Baik ayam pelung maupun pusaka karuhun merupakan sama budaya sehingga kami rangkul,” jelas pria yang juga menjadi Ketua Umum Hipapin (Himpunan Peternak dan Penggermar Ayam Pelung Nusantara).
Melalui kontes ayam pelung ini diharapkan bisa melestarikan kearifan lokal sehingga Cianjur tampil beda. Ayam pelung sendiri memiliki suara yang merdu bulunya yang indah.
“Sedangkan untuk pameran pusaka ini merupakan wujud satu kesatuan sebagai jati diri bangsa Indonesia. Semoga pameran ini bisa menggugah kecintaan masyarakat kepada bangsa,” ujar pria yang akrab disapa Iwan Rio ini.
Berawal dari rasa ingin melesatrikan budaya sunda, kini sudah ada ratusan anggota yang terdaftar menjadi anggota PKPN. Mereka berasal dari lintas wilayah di nusantara.
“Kita sebagai warga asli sunda Jawa Barat ingin memperkenalkan pusaka jaman dulu ke masyarakat luas. Sehingga melalui sarana pameran ini diharapkan bisa menambah kecintaan masyarakat terhadap pusaka, khususnya kujang,” katanya.
Saat ini dijelaskanya, kebanyakan masyarakat masih awam mengenai pusaka peninggalan nenek moyang. Pasalnya tidak sedikit mereka yang menilai kujang dari sisi mistis, padahal seharusnya kujang ini kaya akan filosofis.
“Pameran seperti ini sebagai ajang memperkenalkan masyarakat inilah kujang pusaka khas Sunda. Semoga nantinya anak cucu jangan sampai melupakan sejarah,” ujarnya.
Lebih lanjut pria asli Sunda ini menuturkan, 41 jenis bentuk dan kujang. Namun hingga saat ini belum ditemukan secara keseluruhan, masih ada yang masih misteri.
“Peruntukan kujang tersebut meliputi kujang pusaka, kujang pakarang, dan kujang perkakas. Semoga kedepan pameran pusaka seperti ini bisa lebih sering dilakukan demi melestarikan peninggalan para pendiri bangsa,” tandasnya.(yis/sri)

0 Komentar