CIANJUR – Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman menyebutkan jika Pemkab Cianjur sudah sukses melakukan penanganan stunting selama 2018, dimana persentase penilaian sudah menunjukkan penurunan angka dari batas wajar. Namun saat ini Cianjur masih dihadapkan terkait kurang gizi yang masih tinggi.
Menurut Herman, persentase balita di kabupaten Cianjur yang memiliki postur tubuh pendek/sangat pendek (stunting) sekarang di angka 14,91 persen. Angka tersebut jauh menurun dibandingkan awal 2018, dimana dari data Riskesdas, disebutkan jika 41 persen balita Cianjur stunting.
“Jadi sudah ada progres ke arah yang baik, penurunannya sangat signifikan selama setahun ini. Meskipun awalnya Cianjur disebut jadi salah satu daerah yang dijadikan percobaan program stunting lantaran angkanya tinggi, tapi sudah ada penanganan maksimal. Walaupun sebenarnya yang jadi dasar itu data tahun 2013, bukan yang terupdate,” kata dia kepada Cianjur Ekspres usai rapat evaluasi stunting di Pendopo Cianjur, Selasa (21/1).
Untuk angka kasus gizi buruk, lanjut dia, Cianjur juga mengalami penurunan, dimana jika pada 2016 ada 323 kasus dan pada 2017 ada 173 kasus, namun di 2018 hanya sekitar 98 kasus.
“Dari segi persentase juga untuk balita kurang gizi akut berada di angka 3,90 persen. Angka itu dibawah batas toleransi WHO sebesar 5 persen. Tapi tentunya akan jadi perhatian untuk terus diturunkan angkanya,” kata dia.
Tetapi, Herman mengungkapkan, Cianjur masih memiliki pekerjaan rumah tekait status gizi kurang, dimana angkanya masih di kisaran 19 persen. Sementara batas toleransi WHO harus di bawah 10 persen. Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan upaya untuk penanganan stunting serta masalah gizi kurang.
“Setiap wilayah, terutama yang angka stunting dan gizi kurangnya tinggi sudah diinstruksikan agar didata kembali, supaya lebih tepat sasaran. Pokoknya Pemkab Cianjur berkomitmen untuk menuntaskan masalah kesehatan tersebut,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Tresna Gumilar, mengatakan, ada tiga kegaitan prioritas dalam pencegahan dan penanganan stunting di tahun ini. Di antaranya peningkatan pendidikan gizi, pemberian suplemen gizi, dan penguatan surveilan gizi.
“Di dalamnya ada beberapa program lainnya untuk lebih menggenjot penanganan dan pencegahan stunting. Dan kami yakini Cianjur bakal sukses dalam program nol stunting di beberapa tahun ke depan,” pungkasnya.(bay/sri)