Anak-anak Mengamen demi Sebotol Miras

0 Komentar

Di Tatar Santri ternyata anak di bawah umur bisa dengan mudah mendapatkan minuman keras (miras) oplosan. Hal itu terungkap ketika salah seorang relawan sosial, Kristiawan Saputra menanyai para pengamen yang masih anak-anak di dekat pusat perbelanjaan di Cianjur.
IKBAL SELAMET, Cianjur
SEORANG relawan sosial, Kristiawan Saputra dibuat kaget dengan peredaran minuman keras (miras) oplosan di Cianjur. Pria berkepala plontos ini tidak sengaja menemukan kondisi memprihatinkan tersebut saat melakukan aktivitas sosial di Kota yang dikenal sebagai Tatar Santri ini.
Mulainya, Kristiawan dan rekannya melakukan kegiatan sosial dan berkomunikasi dengan para pengamen serta anak jalanan, pekan lalu. Bahkan ia lalukan komunikasi tersebut secara langsung di media sosial Facebook.
Saat menanyai tiga orang anak di pusat berpelanjaan di Cianjur, dikemanakan uang hasil mengamen tersebut, ternyata salah seorang anak dengan polosnya mengaku jika sebagian uangnya dibelikan untuk miras oplosan.
“Itu tidak sengaja, awalnya hanya nanya untuk apakah uang hasil ngamen. Dikira hanya untuk jajan sekolah karena ada juga dari mereka yang bersekolah. Ternyata uangnya ada juga yang dibelikan minuman keras,” kata dia.
Yang membuatnya sangat miris, mereka masih sangat belia bahkan hanya satu naka yang berusia belasan tahun. Penasaran dengan kondisi tersebut, dia pun mencoba menggali lebih dalam dan membuktikan jika anak-anak tersebut memang dengan mudah mendapatkan miras oplosan dan memberikan sejumlah uang kepada salah seorang anak untuk membelikan miras oplosan.
Dengan uang Rp 30 ribu yang diberikan, anak tersebut membawa dua bungkus miras oplosan. Bentuk minuman keras itu disebut Kristiawan berwarna merah tua.
“Mengagetkan, anak di bawah umur bisa dengan mudah mendapat miras oplosan dengan harga Rp 15 ribu per kantongnya. Saya bawa miras itu, kemudian saya buang,” kata dia.
Kristiawan, berharap pihak terkait untuk benar-benar menekan peredaran miras ini karena sudah meracuni mereka.
“Saya juga berniat untuk melakukan pendekatan secara agama dan berkomunikasi secara intens dengan mereka agar aktivitas mereka juga lebih terarah,” tambahnya.
Menanggapi hal itu, Plt Bupati Cianjur Herman Suherman mengaku sudah tegas melarang peredsran miras oplosan dan segala bentuk penyakit masyarakat di wilayahnya. Bahkan dia juga telah membentuk Satgas Anti Maksiat yang melibatkan beberapa organisasi masyarakat.

0 Komentar