MAN 1 Cianjur Jadi Sekolah Ramah Anak

0 Komentar

CIANJUR – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur akan terus berupaya untuk mempertahankan status Sekolah Ramah Anak (SRA), agar para siswa bisa lebih unggul dalam beretika. Sebelumnya MAN 1 Cianjur dijadikan pilot project SRA serta telah berjalan dari tahun 2014.
Kesiswaan MAN 1 Cianjur, sekaligus sebagai sekretaris di SRA, Rahman Zaenudin mengatakan, konsep dasar SRA MAN 1 Cianjur dijadikan pilot project sekolah ramah anak. MAN 1 Cianjur di Kabupaten Cianjur ini memang telah menjadi salah satu sekolah yang dijadikan pilot project untuk tingkat SMA.
“Tujuannya untuk menjadikan sekolah yang benar-benar ramah terhadap anak, dan menciptakan siswa yang ramah baik terhadap sesama atau pun guru dan karyawan lainnya. Dari segi sikap, etika, dan prilaku minimal membudayaka salam karena kami yang ada di MAN 1 Cianjur semuanya orang islam. Jadi memanusiakan manusia,” kata Rahman kepada Cianjur Ekspres, Selasa (8/1).
Rahman mengungkapkan, adanya SRA di MAN 1 Cianjur memang membawa dampak sangat baik terhadap siswa, dan sejauh ini belum ada kekerasan fisik maupun non fisik.
“Kami mempunyai beberapa titik tempat yang di pasang CCTV, dan Insya Allah semuanya terpantau walapun setiap kelas belum kami pasang, tetapi hanya tempat-tempat tertentu saja yang di pasang CCTV untuk memantau pergerakan anak, terutama menghindari terjadinya kekeransan terhadap anak, itu yang kami hindarkan,” ungkapnya.
Upaya untuk mempertahankan SRA, lanjut dia, setiap tahun siswa berganti selalu mengkampanyekan program ini terutama pada masa pengenalan lingkungan sekolah (Masama).
“Saat Masama kami jadikan sosialisasi termasuk untuk program SRA ini, walaupun sebetulnya perhatian dari pemerintah dengan keberadaan SRA. Ini program pemerintah, hanya follow up program ini dari pemerintah tidak begitu terlihat, memang ada bantuan seperti CCTV, tetapi itu beberapa tahun yang lalu dan sejauh ini belum ada bantuan lagi,” ungkapnya.
SRA di MAN 1 Cianjur diharapkan bisa terus berjalan, walaupun belum ada kepengurusan baru karena untuk kebijakannya memang ada di pimpinan. Namun, untuk iklim dari SRA tersebut tetap eksis, tetap ada dan tetap hidup.
“Artinya walaupun program SRA ini tidak ter struktur dalam kebijakan-kebijakan pimpinan, tetapi iklim SRA ini tetap berjalan. Siswanya ramah-ramah dan gurunya juga ramah-ramah, dan untuk guru pun dilarang merokok sembarangan di lingkungan sekolah,” pungkasnya. (job3/sri).

0 Komentar