CIANJUR – Sekarang ini seolah berlaku trend atau kecenderungan dimana pengajaran yang dilakukan oleh para pendidik di kelas, kajiannya dilakukan oleh pihak eksternal dan cara top down yang tidak hadir di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung.
Badriah, guru Bahasa Inggris SMAN 2 Cianjur mengungkapkan, pihak luar dan pihak atas, seolah tahu benar apa yang terjadi di dalam kelas sehingga lahirlah ulasan-ulasan yang mengatasnamakan proses pembelajaran, kemudian memberikan masukan dan solusi yang dipandang paling tepat sebagai resep yang harus dilakukan oleh para guru.
“Sedangkan secara top down, pemerintah memberikan reaksi terhadap hasil pembelajaran yang dipandang masih belum optimal dengan cara memberikan pelatihan yang pukul rata, dalam arti semua guru diberi materi pelatihan yang sama yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan guru,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, belum lama ini.
Badriah menjelaskan, trend tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran yang selama ini dianggap makin menurun. Peningkatan kualitas mengajar boleh saja dilakukan pihak luar dan secara top down. Namun jika melihat pada peraturan yang menaunginya, guru seharusnya mengukur sendiri proses dan hasil pembelajaran yang dilakukannya.
“Hal ini telah diatur dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi Akedemik dan Kompetensi Guru. Mengacu pada peraturan tersebut, guru berkewajiban melakukan refleksi dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dan meningkatkan kompetensi dirinya secara professional dengan cara melakukan refleksi pembelajaran,” katanya.
Secara sederhana, refleksi pembelajaran dapat diartikan sebagai tindakan guru dimana ia melihat secara jujur apa yang dilakukan dari waktu ke waktu, atau mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran dan sebagai dasar untuk pengembangan kompetensi professional. Mengkaji, mengevaluasi dan melihat kembali apa yang dilakukan ketika proses mengajar itulah refleksi pembelajaran yang sesungguhnya.
“Berbagai teknik dapat dipilih sebagai alat merefleksikan mengajar. Pertama, jurnal atau catatan harian. Jurnal merupakan catatan yang dibuat oleh guru atau siswa sebagai respon terhadap proses pembelajaran. Pada catatan harian, guru dapat menuliskan yang dilakukanya ketika mengajar. Sedangakan pada catatan harian siswa, siswa dapat menuliskan apa yang dipelajarinya,” ungkapnya.