Ini bertolak belakang dengan kejadian yang ada di Kelurahan Sokorejo, Kecamatan Pelakongan selatan terjadi aksi pembunuh seorang ibu yang tewas di tangan anak kandungnya sendiri.
“Apa masih pantas dengan adanya kejadian itu Hari Ibu masih tetap di rayakan? maka dari itu kesadaran selaku anak perlu dirubah, jangan hanya terpaku dengan seremoni belaka, karena ada makna yang lebih kita utamakan dari pada itu,” ungkapnya.
Iya menjelaskan, keistimewaan yang lebih kepada seorang ibu agar seorang anak dapat patuh dan hormat kepadanya. Berbanding terbalik dengan kenyataan yang nampak hanyalah sebuah seremonial yang di gembar-gemborkan diatas panggung tuntutan tanpa menilik langkah pasti ataupun bagaimana meneruskan perjuangan seorang ibu yang tak mudahnya mengemban beban seorang kaum perempuan yang seharusnya menjadi panutan.
“Maka dari itu kita selaku anak, dan harapan dari mereka seyogyanya mampu menjadi kebanggaan bukan menjadi bumerang dimasa yang akan datang, dan mengelementasikan pendidikan sebagai landasan bahwa patuh, taat, dan berbakti tak dapat luntur diera mileneal ini,” pungkasnya. (job3/yis/sri)