Ariano juga minta para pejabat ATR/BPN lebih cermat menyikapi demo bentukan ini dan membuka mata atas kasus-kasus penjarahan lahan perkebunan milik PT MPM yang sudah berlangsung lama.
“Dua minggu lalu, sekelompok orang tak bertanggung jawab itu menghadang orang tim sosialisasi PT MPM yang akan meninjau lokasi. Dan pada saat kejadian penghadangan, beberapa anggota TNI dan Polri yang diundang untuk mendampingi tim sosialisasi berusaha melerai massa yang berpotensi melakukan tindakan kekerasan,” katanya.
Ariano menjelaskan, terkait kehadiran aparat TNI dan Polri di lokasi perkebunan PT MPM karena merasa ada oknum orang yang tak bertanggung jawab memelintir informasi itu dan disampaikan ke Panglima TNI melalui WA, seolah-olah ada aparat TNI yang ikut-ikutan.
“Kami ini korban penjarahan, jadi kami minta perlindungan hukum selama melakukan pendataan dan penertiban atas tanah milik kami yang selama ini dijarah orang,” tegasnya. (rls/yis/red)