CIANJUR – Pada rapat terbatas kabinet kerja 5 April 2018, Presiden RI Jokowi menekankan pentingnya peranan kader posyandu sebagai garda terdepan pencegahan stunting. Terkait dengan itu, pada 8-9 November 2018 dilaksanakan Pelatihan Duta Pencegahan Stunting di Kabupaten Cianjur yang merupakan salah satu dari 100 kabupaten/kota prioritas pencegahan stunting.
“Stunting menjadi ancaman untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan nasional,” kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko terkait acara yang akan dihadiri dan ditujukan kepada 500 peserta yang terdiri dari kader Posyandu dan tenaga kesehatan dari 10 desa lokus penurunan stunting di Cianjur, Rabu (7/11).
Pada pelatihan selama 2 hari di Gedung Serba Guna As-Sakinah seluruh peserta akan mempelajari secara rinci terkait pola dan praktik pengasuhan untuk mencegah stunting, konsep dan tata cara pemberian konseling kepada ibu, keterampilan 5 meja dasar posyandu. Serta pengetahuan terkait grafik pemantauan pertumbuhan dan grafik SKDN. Sepulang dari pelatihan ini, peserta diharapkan dapat menjadi “agen” pencegahan stunting di desanya masing-masing.
Akan hadir sebagai narasumber pada pelatihan ini Ratna Megawangi selaku pendiri Indonesia Heritage Foundation, Utami Rusli selaku Ketua Pembina Sentra Laktasi Indonesia, dan Brian Sriprahastuti selaku Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden.
Selain bertujuan untuk mencetak duta pencegahan stunting, pelatihan ini juga merupakan kick-off kerangka kerja bersama untuk pencegahan stunting yang diinisiasi oleh Kantor Staf Presiden dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
Kerangka ini menjadi kemitraan bersama antara pemerintah, Sektor Swasta dan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dalam upaya pencegahan stunting sesuai dengan poin ke-17 Sustainable Development Goals (SDG).
Kick-off akan dihadiri oleh Kepala Staf Kepresidenan dan Koesni Harningsih, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian PDTT, Sekretaris Eksekutif TNP2K, Wakil Bupati Cianjur, 4 perwakilan OMS yang terdiri dari Indonesia Heritage Foundation (IHF), Kopernik, Lazismu-Nasyiatul Aisyiyah (NA), dan Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC).
Tidak berhenti di Cianjur, kerja sama yang telah terjalin dengan baik diharapkan dapat dilanjutkan di kabupaten/kota prioritas penurunan stunting lainnya sesuai dengan skema kerja bersama yang sudah resmi diluncurkan.