Wabup Ajak Lelaki ‘Sesat’ Bertaubat

Wabup Ajak Lelaki 'Sesat' Bertaubat
0 Komentar

 
CIANJUR, cianjurekspres.net – Pemkab Cianjur menyatakan tidak pernah mendiskiminasi pelaku seks menyimpang atau LGBT. Bahkan pemerintah siap untuk membantu LGBT yang ingin kembali ke kehidupan normal baik laki-laki atau perempuan.
Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, adanya surat edaran yang mengimbau berbagai kalangan hingga desa untuk menghindari perilaku penyimpangan seks melalui kotban Jumat, bukan bertujuan untuk mediskreditkan pelaku seks menyimpang.
“Kami sayang pada mereka, karena mereka tetap warga Cianjur. Namun mereka tengah tersesat menjadi pelaku seks menyimpang tersebut diharapkan kembali sadar, sehingga kami membuat imbauan hingga ke pelosok sebagai bentuk antisipasi,” katanya kepada wartawan saat ditemui di Pendopo Cianjur, Senin (22/10).
Selama ini, tercatat pelaku seks menyimpang sebagai salah satu penyumbang penyakit kelamin tertinggi hingga pengidap HIV/AIDS. Sehingga bagi mereka yang ingin bertaubat atau sembuh dari penyakit tersebut, pihaknya akan memfasilitasi pengobatan. Pemkab menjamin kerahasian mereka yang ingin kembali dalam kehidupan normal, sebagai bentuk kepedulian terhadap mereka yang selama ini tersesat dalam hubungan tidak normal menurut norma dan agama.
“Kami akan memfasilitasi mereka hingga benar-benar sembuh karena segala penyakit tentu ada obatnya, dan yang terpenting mereka benar-benar ingin bertaubat,” katanya.
Dia menambahkan, selama ini pihaknya mengimbau agar tidak menjauhi orangnya. Namun perilakunya yang harus dijauhi dan dihindari, sehingga dapat kembali dalam kehidupan normal.
Sosialisasi yang dilakukan melalui kutbah Jumat, tambah dia, juga dilakukan dengan cara mendatangi sejumlah OPD untuk turut menekan angka LGBT dengan tujuan mereka dapat menjadi kepanjangan tangan.
“Nanti ASN di masing-masing OPD dapat pula mensosialisasikan dampak dari LGBT agar tidak lagi tumbuh kembang dan mereka yang sudah terjerumus dapat kembali hidup secara normal,” katanya.
Sementara Ketua MUI Cianjur, Abdul Halim, menuturkan sosilaisasi pencegahan melalui kutbah Jumat dinilai sangat evektif meskipun naskahnya terlalu panjang. “Namun hal tersebut akan membuat umat islam lebih waspada dengan kondisi yang terjadi saat ini seperti penyimpangan seks,” katanya.
Dia menjelaskan, penyimpangan seks yang terjadi saat ini merupakan hal yang paling buruk dan termasuk perbuatan yang paling keji dan harus dihindari semua kalangan. Terkait komentar pemberitaan di beberapa media nasional yang menyebutkan larangan keberadaan LGBT di Cianjur, akan menimbulkan polemik dan sebagainya dengan mengaitkan penafsiran yang mereka anggap benar karena dalam Alquran sudah dijelaskan terkait larangannya.

0 Komentar