Dinkes Gencar Berikan Vaksin

Dinkes Gencar Berikan Vaksin
PROGRAM KESEHATAN: Seorang pelajar SMP di Kecamatan Warungkondang, mendapatkan suntikan vaksin Outbreak Response Imunization (ORI) untuk menangkal difteri.(AYI SOPIANDI/CIANJUR EKSPRES)
0 Komentar

 
CIANJUR, cianjurekspres.net – Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur melalui Puskesmas Kecamatan Warungkondang, melakukan aksi jemput bola untuk menjaring kalangan pelajar agar segera mendapatkan vaksin Outbreak Response Imunization (ORI). Upaya itu dilakukan petugas kesehatan agar cakupan anak yang mendapatkan vaksin untuk menangkal difteri bisa terpenuhi.
Dalam satu bulan terakhir, bidan desa Puskesmas Warungkondang trus melakukan sweeping ke ke berbagai sekolah, baik SD, SMP maupun SMA/SMK. Hal ini dilakukan sebagai upaya tim medis untuk mengoptimalkan pemberian vaksin ORI bagi anak-anak untuk menangkal difteri.
Koordinator Imunisasi (Korim) sebagai pemegang program imunisasi, melalui bidan desa Nurlaela Sari mengatakan, setelah Desa Sukamulya, pihaknya melanjutkan sweeping ke sekolah-sekolah yang ada di Desa Sukawangi untuk mengoptimalkan pemberian vaksin.
“Sebenarnya kalau pelaksanaannya sendiri secara serentak di bulan Agustus kemarin, sekarang kami hanya melanjutkan yang belum sempat di imunisasi difteri,” kata Nurlaela, kepada Cianjur Ekspres, Rabu (17/10).
Nurlaela mengatakan, imunisasi ORI difteri terdiri dari tiga tahap, dimana pada tahap pertama dilaksanakan pada bulan Februari dengan menyasar anak berusia 1 tahun hingga 19 tahun. Adapun untuk usia satu hingga lima tahun, pelaksanaannya di Posyandu, sementara anak usia enam tahun ke atas dilakukan di masing-masing sekolah.
“Jadi, yang kita sweeping ini, adalah anak yang belum mendapatkan imunisasi di tahap pertama, atau anak yang sebelumnya mendapat larangan dari orang tuanya,” terang Nurlaela.
Menurutnya, kebanyakan masyarakat di Cianjur berasumsi bahwa imunisasi itu haram. Padahal itu semua tidak benar, dan kita ingin meyakinkan kepada masyarakat dengan terus melakukan jemput bola, dengan begitu bisa mempermudah bagi masyarakat yang ingin melakukan imunisasi.
“Alhamdulillah sekarang kita turun kelapangan, dengan langsung menanyakan alasan kenapa anak tersebut tidak mau imunisasi, atau ada laranganan dari orangtuanya. Ternyata setelah ditelusuri kebanyakan warga tidak paham tentang vaksin atau memang anaknya tidak mau karena takut disuntik,” ujar Nurlela.
Nurlaela menjelaskan kepada masyarakat, karena kebanyakan isu diluar kalau imunisasi itu haram. Padahal penyakit difteri itu penanggulangannya hanya satu yaitu imunisasi difteri.

0 Komentar