Brokoli dan Sawi Jadi Primadona

Brokoli dan Sawi Jadi Primadona
HASIL PERTANIAN: Petani sayuran di Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, melakukan panen sawi putih sebagai komoditas sayuran yang saat ini menjadi primadona para petani. (AYI SOPIANDI/CIANJUR EKSPRES)
0 Komentar

 
CIANJUR, cianjurekspres.net – Sejumlah petani di Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, mulai mengolah lahan pertanian mereka. Namun para petani itu cenderung menanam komoditas sayuran yang cepat panen. Selain perawatan lebih mudah, hasil jenis sayur mayur cepat penen ini lebih menjanjikan.
Petani asal Kampung Gunungputri, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Ai Maesaroh, 50, mengatakan, untuk musim tanam kali ini dirinya sengaja melakukan penanaman jenis sayuran yang cepat panen, seperti pakcoy, sawi putih, dan brokoli. Karena menurutnya, selain mudah tumbuh jenis sayur mayur ini bisa di panen lebih dini serta perawatannya pun lebih mudah.
“Sebenarnya kalau musim kemarau seperti sekarang ini, kita hanya bisa menanam sayuran yang kira-kira bisa dipanen cepat. Dengan begitu tidak terlalu makan waktu dan juga tenaga,” kata Maesaroh, kepada Cianjur Ekspres, Kamis (20/9).
Ai mengatakan, saat ini tanaman yang ditanaminya berupa sayuran yang cepat panen dan tidak membutuhkan cukup banyak air. Diantaranya poling, sawi putih, pakcoy dan brokoli. Adapun tambahannya seperti daun bawang dan selada keriting, meskipun harganya saat ini belum ada peningkatan yang signifikan.
“Saat ini harga sayuran yang lagi ada peningkatan harga hanya brokoli saja, dimana untuk harga perkilogramnya kini dikisaran harga Rp 10 ribu per kilogram nya. Sementara untuk harga sayuran lainnya masih relatif stabil,” terang Ai.
Berbeda halnya dengan Aep Setiawan, 60, yang juga merupakan petani asal Gunungputri, Desa Sukatani mengatakan, dimana saat ini dirinya lebih fokus untuk menanam labu siem. Bukan buah labu yang dia panen, akan tetapi pucuk labunya yang bisa dipanen dalam setiap minggu.
“Yang lain sibuk nanam sayuran ini itu, kalau saya ambil yang simpel saja. Karena pucuk labu itu bisa dipanen persatu minggu, adapun harganya cukup lumayan per satu kilogram nya minimal Rp 1.500 kadang mencapai Rp 2.500 per kilogram nya,” kata Aep.
Aep mengatakan, hasil panennya tersebut dijual ke pengepul yang nantinya akan di pasarkan ke sejumlah minimarket dan supermarket di Jakarta. “Selama ini saya fokus di pucuk labu, karena kalau menurut saya harganya pun terbilang stabil,” pungkasnya.(mg2/yhi).

0 Komentar