Situs Bersejarah Terlantar

Situs Bersejarah Terlantar
BUKTI SEJARAH: Taman Makam Pahlawan Cigunung Putri di Desa Pasawahan, Kecamatan Takokak. Di kompleks ini ada 68 makam para pejuang dan semuanya bercat putih tanpa nama. Setiap tahun tempat ini selalu ramai dikunjungi para peziarah dalam memperingati HUT Kemerdekaan RI. (ISTIMEWA)
0 Komentar

 
CIANJUR, cianjurekspres.net – Kabupaten Cianjur dinilai kaya dengan sejarah di masa penjajahan dan perjuangan kemerdekaan. Sayangnya sejarah tersebut sedikit yang terungkap, bahkan situs yang merupakan bukti sejarah banyak yang terlantar dan tak terawat.
Sejarawan dan Penulis Sejarah Historika Indonesia, Hendi Jo, memaparkan, cerita perjuangan pahlawan di Cianjur tak kalah hebatnya dengan perjuangan di Bandung, Surabaya, dan daerah lainnya yang memang saat ini lebih dikenal.
Padahal, lanjut dia, beberapa perang besar terjadi di Cianjur. Salah satunya perlawanan pejuang terhadap tentara inggris di Jembatan Cisokan lama. Bahkan perlawanan itu disebut sebagai yang sangat hebat, dimana tentara elit Inggris yakni Gurka dibuat tak berkutik oleh para pejuang yang hanya menggunakan senjata-senjata seadanya.
“Pejuang Cianjur membuat mereka kelabakan, dengan posisi jembatan yang sempit, sementara penembak dari tebing sehingga tak terlihat oleh pasukan tersebut. Banyak pasukan elit Inggris yang tewas dalam kejadian tersebut,” kata Hendi kepada Cianjur Ekspres, belum lama ini.
Selain itu, banyak kejadian kejadian besar lainnya yang kurang terungkap di Cianjur. Sayangnya, hal itu juga diperparah dengan situs-situsnya yang tak terawat. Sehingga lebih banyak lagi yang tak tahu, terutama para generasi muda.
Hendi menyebutkan, saat ini pihakjnya baru menginventalisir sepuluh situs sejarah yang sudah tak terawat. Mulai dari tugu untuk mengenang perjuangan perang konvoi di Cisokan, Tugu Perjuangan Rakyat Sorogol, Taman Makam Pahlawan Cigunung Putri (Takokak), Situs Pertempuran Cilutung Girang, Gedung Papak, dan lainnya.
“Dari banyak situs tersebut, sebgaian sudah rusak, tak terawat, dan ada juga yang sudah dihancurkan. Itu baru sebagian kecil, kami memperkirakan masih banyak situs yang belum terungkap dan kondisinya mungkin sama memperihatinkan,” kata dia.
Ditanya terkait kepemilikan bangunan untuk situs-situs berupa fisik rumah dan bangunan lainnya, Hendi mengaku tidak bisa menyebutkan persis persentase antara yang sudah dijadikan aset daerah atau pribadi. “Itu saya tidak bisa sebutkan, yang jelas sementara ini yang kami temui itu statusnya milik pribadi, jarang yang milik pemerintah daerah,” kata dia.

0 Komentar