Hasil Getah Pinus Meningkat

Hasil Getah Pinus Meningkat
HASIL GETAH: Asper Resot KBKPH Sukanagara Selatan, Deni Rustiadi beserta para petani membawa hasil sadapan getah pinus. (ZENAL MUSTARI/CIANJUR EKSPRES)
0 Komentar

 
CIANJUR, cianjurekspres.net – Hasil sadapan getah pinus dari Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cianjur, Resort Sukanagara Selatan (Suksel), mencatat hasil terbaik pada 2018 ini. Tercatat lebih kurang ada 100 ton kenaikan hasil perkebunan tersebut dari target yang ditetapkan.
“Yang pasti, dari luas lahan sadapan getah pinus sekitar 537 hektar dengan jumlah 189.267 pohon untuk periode awal tahun 2018 hingga bulan Maret kemarin, hasil sadapan getah pinus mencapai 30 ton per bulan atau setara dengan 370 ton per tahun,” kata Kepala Asisten Perhutani (Asper) Resort KBKPH Sukanagara Selatan, Deni Rustiadi kepada Cianjur Ekpres, Kamis (21/6).
Menurut dia, kunci untuk mencapai target produksi dan mutu adalah dengan selalu menerapkan budi daya bersih di bidang penyadapan. Selain itu, pihaknya juga selalu memberikan pembinaan kepada semua penyadap agar selalu memperhatikan teknis penyadapan, sehingga mendapatkan mutu terbaik. “Dalam hal ini kami tidak mau main-main, karena ini menyangkut nama baik perusahaan,” terang Deni.
Selanjutnya, sambung Deni, pihaknya berusaha untuk meningkatkan produksi serta kualitas yang telah diraih. Oleh karenanya, bimbingan kepada semua penyadap akan terus dilakukan untuk menjaga apa yang telah diraih perusahaannya. “Salah satunya dengan memberi penghargaan kepada para mandor. Memberikan reward atas kinerja mereka, karena sudah memberikan yang terbaik untuk perusahaan,” ujar Deni.
Dijelaskan Deni, tidak cukup sampai memberikan pembinan dan pemahaman bagi para penyadap. Namun, pola sadap atau strategi penyadapan pun kita terapkan yang salah satunya seperti pola sadap 6, 7, 7, 9, 10, 11, 11, dimana pola ini merupakan perhitungan dari bulan ke bulan berikutnya.
“Nantinya terjadi sebaliknya, pola itu bisa saja menjadi 11, 11, 10, 9, 7, 7, 6. Kenaikan ini juga dipacu oleh intensifikasi penyadap yang tinggi pada musim-musim tertentu,” katanya menjelaskan.
Untuk yang mencapai hasil 30 ton per bulan itu, kata Deni, tidak hanya diproleh oleh semua KBKPH. Namun, hanya diproleh oleh dua KBKPH saja yakni, KBKPH Sukanagara Utara (Sukut), dan KBKPH Sukangara Selatan (Suksel). “Hanya jika sedang terjadi musim penghujan aktifitas itu dilakukan seminggu sekali,” tutupnya. (mg1/yhi)

0 Komentar