Ruang Kelas Mirip Kandang Ayam, Gurunya Digaji Rp 150 Ribu per Tahun (1)

Ruang Kelas Mirip Kandang Ayam, Gurunya Digaji Rp 150 Ribu per Tahun (1)
BELAJAR: Belasan siswa kelas jauh SDN Datarmuncang saat sedang belajar di kelasnya. (REDDY MUHAMMAD DAUD/CIANJUR EKSPRES)
0 Komentar

Ruang kelas jauh SDN Datarmuncang di Kampung Pasirtarisi RT 02/RW 12, Desa Malati, Kecamatan Naringgul, mirip dengan kadang ayam yang hanya berukuran 6 x 3 meter saja dan beralaskan tanah. Tak hanya itu, gurunya pun hanya digaji Rp 150 ribu per tahun. Simak kisahnya!
REDDY MUHAMMAD DAUD, Naringgul
LOKASINYA berada di atas Gunung Ujungjaya. Tak mudah menuju lokasi kelas jauh SDN Datarmuncang ini. Jarak tempuh dari Kantor Kecamatan Naringgul sekitar 7 kilometer. Jika menggunakan mobil, perjalanan hanya bisa sampai ke Kantor Desa Malati saja.
Di desa itu, kita harus menggunakan sepeda motor. Namun, jika orang yang baru pertama kali menuju lokasi tersebut harus didampingi warga sekitar, karena resiko kecelakaan sangat tinggi.
Sebab, kita harus melewati dua gunung, Gunung Pogor dan Gunung Ujungjaya. Jalannya setapak, sangat curam, dan harus melewati jembatan gantung reyot sepanjang 16 meter yang membentang di atas Sungai Cipandak. Salah sedikit saja, tamat!
Rabu (28/5) pagi, sekitar pukul 06.00 Wib, wartawan Cianjur Ekspres sampai di Kantor Desa Malati. Meski kabut masih menyelimuti kawasan itu, namun warga sekitar sudah disibukan dengan akitivitasnya menjemur cengkeh.
Gunung Pogor tampak sangat jelas di depan Kantor Desa Malati. Suara-suara Owa dari hutan lindung tersebut menyambut kedatangan kami. Ketika matahari mulai mengintip di balik Gunung Pogor, warga dari Kampung Pasirtarisi tiba untuk menjemput wartawan Cianjur Ekspres menuju kelas jauh SDN Datarmuncang.
Saat perjalanan menggunakan sepeda motor, turunan dan tanjakan sangat curam, kiri-kanan jurang ratusan meter. Jalan hanya bebatuan dan tanah merah, licin. Salah sedikit saja, resiko selamat dari kecelakaan sangat kecil.
Perjalanan dari Desa Malati ke Kampung Pasirtarisi sekitar 1 jam atau lebih kurang 4 kilometer. Sesampainya di lokasi, sekitar pukul 08.30, warga menyambut baik kedatangan kami. Terlihat mereka tengah sibuk gotong-royong membangun Masjid Al-Zihad, dana sumbangan dari para dermawan.
Katanya, masjid tersebut juga hanya terbuat dari bilik bambu dan ukurangannya hanya 6 x 4 meter saja. Masjid satu-satunya tersebut, juga digunakan untuk DTA dengan jumlah siswa sekitar 24 orang.

0 Komentar