Rentenir ‘Cekik’ Nasabahnya, Lalu Dipukuli hingga Lebam

Rentenir 'Cekik' Nasabahnya, Lalu Dipukuli hingga Lebam
ILUSTRASI/ISTIMEWA
0 Komentar

CIANJUR, cianjurekspres.net – YM, 45, warga Kampung Pasekon RT 05/RW 15 Desa Cipanas Kecamatan Cipanas mengalami nasib nahas. Pasalnya, saat minta jaminan KTP adiknya NY, 21, ke oknum pegawai
bank keliling (bangke) atau rentenir malah dipukuli di bagian wajahnya hingga babak belur.
DH, 48, istri YM, mengatakan, awal terjadi pemukulan kepada suaminya saat YM meminta KTP adiknya NY, 21, kepada seorang rentenir, NS, 27, namun bukan KTP yang didapat oleh YM, melainkan cacian dari NS, bahkan hingga terjadi pemukulan.
“Kejadiannya sekitar pukul 17.30 wib, menjelang buka puasa. Suami saya dipukul bukan hanya di luar rumah, tapi diseret sama Bangke ke dalam rumah, sudah gitu dihajar lagi sampe tidak berdaya,” kata DH, saat ditemui di Pasekon, Rabu (23/5).
Dia mengatakan, sejak beberapa waktu ke belakang dirinya memang minjam uang ke rentenir sebesar Rp 1,8 juta namun yang diterima cuma Rp 1,3 juta katanya ada potongan administrasi.
“Waktu itu memang kondisinya sangat butuh, saya pun mengiyakan. Baru satu minggu DH pun mulai didatangi oleh Bangke tersebut karena memang uang tersebut harus dibayar dengan jarak waktu satu minggu dan sayapun tak sanggup harus membayar sebesar Rp 1,8 juta dalam satu minggu,” katanya.
Dia mengatakan, dengan solusi terbaik DH pun menyanggupi untuk membayar bunga saja sebesar Rp 450 ribu per minggu dengan tidak mengurangi utang pokok sebesar Rp 1,8 juta.
“Saya bayar setiap minggu Rp 450 ribu dan sudah empat minggu saya membayarnya dan itu katanya belum memotong utang pokok sebesar Rp 1,8 juta. Dengan penghasilan suami saya sebagai tukang rongsokan bisa dibayangkan mau lunas bagaimana kalau perhitungannya mencekik seperti itu,” kata DH.
DH mengaku jika utang-utangnya tersebut dari Rp 1,8 juta menjadi Rp 7 jutaan lebih. Padahal sudah membayar cicilan bunga sebesar Rp 450 ribu per satu minggunya.
“Tak hanya itu saja, setiap harinya saya juga bayar minimal Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu. Karena saya sudah
tak sanggup lagi kalau harus membayar bunganya Rp 450 ribu per setiap minggu jadi saya minta bayar bunganya di cicil,” katanya.

0 Komentar