“Sepertinya Cianjur sedang demam membuat tugu, tapi tidak masalah kalau memang jelas tujuannya dan bentuk tugunya.
Alangkah baiknya tugu tersebut yang berkaitan dengan tempatnya berdiri karena di Pacet kenapa tiddak sayuran atau bunga,” kata pelaku seni Cianjur, Ival Taufik.
Di samping itu, sejumlah kalangan tokoh pemuda di Cipanas memprotes keberadaan tugu mangkok bubur ayam yang berlokasi di persimpangan arah Kantor Kecamatan Pacet atau depan rumah makan Alam Sunda Desa Cipendawa Kecamatan Pacet.
Hal tersebut ramai dibahas di beberapa group WhatApps, seperti yang diutarakan oleh Ketua Paguyuban Pamacan, Rama Ariandi menyebutkan bahwa dirinya baru mengetahui kalau tugu yang di persimpangan Kecamatan Pacet tersebut tugu mangkok bubur ayam.
Selaku warga Cianjur utara pihaknya keberatan dengan adanya tugu mangkok bubur ayam di wilayah Pacet-Cipanas karena Cianjur utara atau cipanas tugunya harus yang khas dengan kearifan lokal Cipanas-Pacet dan berkaitan dengan sejarah asal-usul daerah tersebut.
“Misalnya simbol-simbol macan, kuda kencana, elang Gunung Gede-Pangrango ataupun hasil ternak juga sayur kan itu lebih bisa pas untuk wilayah Pacet-Cipanas,” kata Rama.
Dia mengatakan, pada dasarnya Rama menyetujui dengan adanya tugu dan simbol-simbol di Cianjur. Akan tetapi tidak juga dengan tema bubur, ia mengaku sedih dan banyak timbul pertanyaan apa maksud dan tujuan juga makna mengenai tugu mangkok bubur ayam tersebut.
“Sedih juga, dan jadi cemoohan warga. Saya harap ada penjelasan yang masuk akal dari pembuat tugu tersebut, dan saya harap juga tugu tersebut tetap ada tapi simbol buburnya harus di ganti. Kalau tidak diganti juga kita akan berdiskusi sama rekan-rekan akan mengadakan aksi protes ke pemkab,” katanya.(bay/mg2/red)