Pemkab Cianjur Mendorong Kesadaran Masyarakat Cegah dan Tangani Stunting

ilustrasi stunting.(pixabay)
ilustrasi stunting.(pixabay)
0 Komentar

CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur mendorong peningkatan kesadaran masyarakat untuk menangani masalah stunting. Sebab, upaya pencegahan sejatinya dilakukan di tingkat keluarga.

Dampak stunting tentu jadi perhatian serius. Terutama dampak ancaman terhadap kualitas generasi masa depan.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan. Masa ini dikenal sebagai fase paling krusial dalam menentukan perkembangan otak, kemampuan belajar, serta kesehatan jangka panjang seorang anak.

Baca Juga:Diskominfo Tegaskan Pemkab Cianjur Terus Berupaya Tekan Angka StuntingPori Besar, Minyak Berlebih, dan Kulit Cepat Kusam? AGB dengan Niacinamide 8% & Bakuchiol Bisa Jadi Jawabannya

Persoalan stunting bukan sekadar soal tinggi badan, melainkan berkaitan dengan risiko rendahnya kecerdasan, lemahnya daya tahan tubuh, serta keterbatasan produktivitas ketika mereka tumbuh dewasa. Kondisi tersebut pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia suatu bangsa dan berdampak pada pembangunan nasional dalam jangka panjang.

“Pentingnya isu stunting juga terlihat dari besarnya ancaman yang ditimbulkan pada sektor sosial dan ekonomi. Apabila jumlah kasus stunting tinggi, maka hal ini akan menurunkan daya saing bangsa di tengah tuntutan global yang semakin kompleks,” ujar Sekretaris Diskominfo Kabupaten Cianjur, Gagan Rusganda dalam keterangan tertulisnya belum lama ini.

Pencegahan stunting tidak bisa hanya dilakukan dengan memberikan asupan gizi yang cukup, tetapi juga memerlukan sinergi antara edukasi kesehatan, peningkatan sanitasi lingkungan, serta akses layanan kesehatan ibu dan anak. Upaya ini menuntut keterlibatan berbagai pihak mulai dari pemerintah, tenaga medis, hingga keluarga.

Gagan menjelaskan, orangtua harus memahami pentingnya pemberian gizi seimbang sejak masa kehamilan hingga anak mencapai usia dua tahun. Periode ini dikenal sebagai jendela kesempatan yang tidak akan terulang, sehingga setiap kekurangan pada fase tersebut berpotensi membawa dampak permanen.

“Dengan memahami betapa luasnya konsekuensi yang ditimbulkan, isu stunting menjadi penting untuk ditangani secara serius. Masalah ini tidak hanya menyangkut kesehatan individu, tetapi juga berkaitan erat dengan masa depan bangsa. Generasi yang bebas dari stunting akan tumbuh lebih sehat, cerdas, dan produktif sehingga mampu membawa perubahan positif bagi pembangunan di masa mendatang,” katanya.(*)

0 Komentar