CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Bisnis kosmetik kini menjadi salah satu hal yang diminati oleh pengusaha, termasuk pengusaha Indonesia. Seperti halnya brand B Erl Cosmetics yang dibangun oleh Erlyanie.
Selaku Founder B Erl Cosmetics, terdapat cerita inspiratif Erlyanie saat mendirikan brandnya tersebut dari hasil kerja keras saat merantau ke Jakarta.
Perempuan yang kerap disapa Bunda Erlyanie sendiri bukan dari kalangan yang paham dan ahli dalam berbisnis, apalagi bisnis kecantikan. Erlyanie mengawali kariernya sebagai Asisten Rumah Tangga (ART).
Baca Juga:Sudah Terjual 1 Juta+ Pcs! Serum Pencerah yang Wajib DicobaKulit Kusam, Flek Membandel, dan Garis Halus Mulai Muncul? Serum Generasi Baru dari Korea Jadi Solusinya
Berikut selengkapnya mengenai perjalanan Erlyanie hingga sukses meniti karier menjadi pengusaha brand kosmetik.
Perjalanan Merantau ke Jakarta
Lewat podcast bersama Disway.id, Erlyanie meceritakan pengalamannya yang merantau ke Jakarta sejak lulus SD.
“Aku ini beda dari anak-anak seusiaku di kampung, saat kelas 3 SD aku berkhayal ingin menjadi pengusaha sukses,” kata wanita asal Boyolali itu.
Meski hanya berkhayal, Erlyanie membawa impiannya tersebut untuk menjadi tujuan hidupnya yang ingin mengangkat derajat orang tua.
Karena kondisi ekonomi keluarganya yang serba kekurangan dan pas-pasan, akhirnya bunda Erlyanie memberanikan dirinya untuk pergi ke Jakarta dan mencari peruntungan di sana.
Hanya modal tiga potong baju yang dilapisi kresek hitam, Erylanie pamit pada keluarganya untuk mengejar cita-citanya tersebut.
Bekerja sebagai ART
Sesampainya di Jakarta, dia pun melamar pekerjaan sebagai asisten rumah tangga (ART).
Baca Juga:Cianjur Peringkat Keempat Produksi Gabah Kering Giling di Jawa BaratRibuan Peserta Ikuti Cianjur Berlari 5K Bupati Series 2025
Banyak hal yang dia kerjakan, mulai dari mencuci piring, mengepel rumah untuk mendapatkan penghidupan.
Upah yang didapatnya itu rasanya tak setimpal dengan keringat dan kerja kerasnya. Dia hanya dihargai sebesar Rp100 ribu setiap bulannya.
Di majikan pertama, dia hanya bertahan selama 6 bulan. Sayangnya, di rumah majikan kedua, Erlyanie tidak mendapatkan gaji selama dua tahun bekerja di sana.
Karena tidak ingin mengecewakan siapapun, Erlyanie tetap bekerja di sana, bahkan sampai dianggap anak sendiri oleh majikannya.
Suatu hari, karena sering mengintip di sekitar lingkungan SMP, bunda Erlyanie dipanggil kepala sekolah tersebut dan diajak untuk bisa bersekolah di sana.
Dengan semangatnya yang tinggi, dia menerima ajakan tersebut tanpa meninggalkan pekerjaannya sebagai ART.
