“Awalnya, pergerakan tanah terjadi pada Selasa, 4 November 2025 lalu, tapi hanya terjadi retakan kecil. Namun akibat curah hujan, pergerakan tanah diwilayah tersebut kembali terjadi pada Senin, 24 November 2025,” katanya.
Akibatnya lanjut dia, retakan tanah melebar hampir sekitar 2-3 centimeter, dengan panjang sekitar 50 meter, dan membuat dua rumah warga di kampung tersebut terdampak.
“Dari dua rumah yang terdampak itu, satu rusak ringan dan satu lainya sedang, serta membuat dua keluarga terdiri dari tujuh jiwa terpaksa harus mengungsi,” katanya.
Baca Juga:Bupati Cianjur Rembug Warga di Desa Sindangasih Karangtengah, Hadirkan Pelayanan Langsung dan Dengar AspirasiTanamkan Nilai Demokrasi Sejak Dini, KPU Cianjur Gelar Pendidikan Pemilih Pemula di SMKN 1 Pacet
Asep mengatakan, tujuh jiwa dari dua keluarga yang terdampak tersebut mengungsi ke rumah kerabat, dan keluarga terdekat di lokasi yang lebih aman.
“Pergerakan tanah di kampung itu terjadi akibat hujan deras turun diwilayah tersebut, serta letak kedua rumah itu berda di lereng atau perbukitan,” katanya.
Asep menambahkan, pihaknya meminta masyarakat yang masih tinggal disekitar lokasi kejadian selalu waspada terutama saat terjadi hujan, dan diharapkan menjauhi lokasi kejadian.
“Imbauan terus kita lakukan, termasuk berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat,” katanya.
