CIANJUR,CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Mengenang tiga tahun terjadinya gempa bumi Cianjur pada 21 November 2022, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur terus meningkatkan langkah mitigasi dan kesiapsiagaan bencana untuk mengantisipasi potensi gempa maupun bencana ikutan lain.
Bupati Cianjur, Mohammad Wahyu Ferdian, mengatakan, pemerintah telah melakukan pemetaan wilayah rawan getaran, terutama pada area yang berada di sekitar sesar aktif.
“Pertama itu kita melaksanakan pemetaan mana saja daerah yang memang rawan risiko terjadi getaran di area sesar, pemetaan pada zona merah, zona kuning, dan zona hijau,” katanya kepada wartawan.
Baca Juga:Bupati Cianjur Resmikan Penggunaan Ruas Jalan Sukanagara-TakokakBupati Cianjur Apresiasi HIMA PERSIS sebagai Penggerak Literasi Demokrasi Pemuda
“Kemudian kami sosialisasikan apabila ada masyarakat yang masih berlokasi di zona merah agar kemudian nanti kita sesuaikan,” sambung Wahyu.
Selain pemetaan, Pemkab Cianjur juga memberikan edukasi kepada masyarakat terkait langkah-langkah yang harus dilakukan saat bencana terjadi. Hal ini tidak hanya difokuskan pada potensi gempa, tetapi juga kondisi cuaca ekstrem yang meningkatkan risiko longsor.
“Kemudian juga kita memberikan informasi apa saja yang harus dilakukan saat bencana terjadi. Bukan hanya gempa, tetapi juga dengan cuaca saat ini yang curah hujan cukup tinggi, risiko pergeseran tanah pun masih tetap ada. Sehingga kita harus tetap waspada terutama saat berlangsung hujan deras,” kata Wahyu.
Bupati menjelaskan, pemetaan saat ini dipusatkan pada wilayah Sesar Cugenang, namun tidak menutup kemungkinan perluasan pemetaan ke kawasan lain jika diperlukan.
“Untuk pemetaan yang saat ini difokuskan yaitu sesar Cugenang. Tapi tidak menutup kemungkinan nanti akan berkembang di lokasi-lokasi lain,” katanya.
Dia juga menyoroti kondisi warga relokasi, termasuk di wilayah Pasir Sembung Kecamatan Cilaku yang dinilai memiliki tantangan jarak dan waktu tempuh dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
“Untuk yang di Pasir Sembung, dimungkinkan juga, terutama kita mengingat dari situasi jarak dan juga waktu tempuh yang dihadapi rekan-rekan masyarakat yang mengalami relokasi saat ini pun ada masukan seperti itu. Tapi kita tetap berusaha agar mata pencaharian mereka tetap berlangsung seperti normal sedia kala,” jelas Wahyu.
