Produksi 750 Ribu Ton Gabah, Cianjur Diprediksi Capai Surplus Beras 20 Persen

Produksi 750 Ribu Ton Gabah, Cianjur Diprediksi Capai Surplus Beras 20 Persen
Mulai Menguning: Warga melintasi hamparan sawah padi Pandanwangi di Komplek Kampung Budaya Padi Pandanwangi Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang, beberapa waktu lalu. (Foto: Dedys Sutisna/Cianjur Ekspres)
0 Komentar

CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Kabupaten Cianjur diperkirakan

mengalami surplus beras pada 2025, bahkan berpeluang melampaui angka 20 persen.

Puncak panen sendiri diproyeksikan terjadi pada Maret 2026 untuk musim tanam Oktober–Maret, sementara panen raya berikutnya akan berada pada Juli–Agustus 2026.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas TPHPKP Kabupaten Cianjur, Dandan Hendrayana, mengatakan, proyeksi surplus beras tahun depan sejalan dengan meningkatnya produksi gabah.

Menurut hasil analisis Badan Pusat Statistik (BPS) dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA), produksi gabah kering giling (GKG) Cianjur pada 2025 diperkirakan mencapai 750 ribu ton, naik sekitar 20 persen dari realisasi 2024 yang berada di angka 630 ribu ton.

Baca Juga:Capaian Program MBG di Cianjur Tembus 80 Persen, Penerima Manfaat Capai 88 RibuDewan: MBG Turunkan Angka Pengangguran di Cianjur

Dengan asumsi rendemen rata-rata lima tahun terakhir sebesar 58 persen, total estimasi produksi beras Cianjur diprediksi berada di kisaran 450 ribu ton.

“Angka ini sangat memungkinkan kita mencapai surplus 20 persen karena konsumsi tidak mengalami lonjakan signifikan. Penambahan penduduk sekitar 30 ribu jiwa hanya menambah kebutuhan beras sekitar 23 ribu ton setahun,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Rabu, 5 November 2024.

Dia menjelaskan, peningkatan produksi 2025 bukan berasal dari produktivitas, yang justru turun tipis dari 5,8 ton per hektare menjadi 5,7 ton. Kenaikan produksi lebih dipengaruhi oleh bertambahnya luas tanam dari 158 ribu hektare di 2024 menjadi 166 ribu hektare 2025.

Kondisi cuaca kemarau basah serta perbaikan infrastruktur irigasi turut mendukung kenaikan luas tanam dan potensi panen.

“Hingga Agustus 2025, BPS mencatat luas panen mencapai 111 ribu hektare dan berpotensi bertambah di periode November–Desember, menunggu rilis KSA terbaru,” ungkapnya.

Dia menyebut, dari sisi wilayah, Cianjur memiliki sejumlah kecamatan penyumbang produksi tertinggi, termasuk Naringgul dan Cidaun yang memiliki lahan sawah lebih dari 4.000 hektare.

Kecamatan lain dengan luas sawah di atas 3.000 hektare antara lain Cibeber, Karangtengah, Pagelaran, Agrabinta, Kadupandak, dan Sukaresmi.

Baca Juga:Ramzi Tekankan Kesiapan Seluruh Elemen Hadapi Risiko Bencana HidrometeorologiLagi! BPSK Kembali Terima Aduan Terkait Dana Tak Bisa Dicairkan di LKM Akhlakul Karimah

“Dinas TPHPKP memberikan perhatian khusus pada wilayah lumbung seperti Pagelaran, Cidaun, Sindangbarang, Agrabinta, dan Naringgul, termasuk memperkuat fasilitas dan infrastruktur pertanian untuk akselerasi produksi,” ungkapnya.

Dia menambahkan, selama 2020–2024, Cianjur tercatat sebagai daerah produsen padi terbesar keempat di Jawa Barat setelah Indramayu, Karawang, dan Subang dengan tingkat surplus stabil 19–20 persen. Tren ini diperkirakan berlanjut pada 2025. (dik)

0 Komentar