Inovasi Ekonomi : Farhan Mujahidin, Inisiator Daerah Mahasiswa Penggerak Nusantara Jawa Barat

Farhan Mujahidin
Inovasi Ekonomi : Farhan Mujahidin, Inisiator Daerah Mahasiswa Penggerak Nusantara Jawa Barat
0 Komentar

CIANJUR, CIANJUR.JABARESPRES.COM- Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia kembali diingatkan pada semangat yang membakar sejarah: Sumpah Pemuda. Delapan puluh tujuh tahun silam, para pemuda bersatu melawan penjajahan. Kini, di tahun 2025, tantangan generasi muda bukan lagi kolonialisme bersenjata, melainkan pengangguran dan ketimpangan ekonomi yang menghambat kemajuan bangsa.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025, tingkat pengangguran terbuka di Indonesia masih berada di angka 5,45 persen, dengan kelompok usia muda 15–24 tahun menjadi penyumbang terbesar. Di Jawa Barat, tingkat pengangguran pemuda bahkan masih di atas rata-rata nasional. Penyebab utamanya: kesenjangan antara keterampilan lulusan dengan kebutuhan industri serta terbatasnya akses terhadap lapangan kerja produktif.

Fenomena ini menciptakan paradoks. Banyak anak muda dengan gelar akademik, namun belum siap menghadapi dunia kerja yang menuntut keahlian digital, kewirausahaan, dan kreativitas. Di sisi lain, sektor informal yang menyimpan potensi besar masih jarang tersentuh inovasi. Kondisi ini menegaskan perlunya model baru gerakan ekonomi pemuda—yang berbasis inovasi sosial dan potensi lokal.

Membangun Ekosistem Inovasi Pemuda

Baca Juga:Jadwal Lengkap PERSIB di AFC Champions League Two 2025/26Film Pangku Siap Tayang 6 November, Kisah Hangat di Balik Kedai Kopi Pantura

Bagi Farhan Mujahidin, Inisiator Daerah Mahasiswa Penggerak Nusantara Jawa Barat, solusi pengangguran tidak cukup hanya dengan memperbanyak lowongan kerja. Yang dibutuhkan adalah menciptakan ekosistem inovasi pemuda—ruang kolaboratif yang menghubungkan dunia pendidikan, teknologi, dan masyarakat.

“Setiap pemuda punya potensi ekonomi di lingkungannya, sekecil apa pun bentuknya,” ujar Farhan dalam salah satu diskusi publiknya. Gagasannya diwujudkan melalui gerakan “Satu Pemuda, Satu Solusi Ekonomi Lokal”, yang mendorong generasi muda agar tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi menciptakannya.

Digitalisasi Desa dan Inovasi Lokal

Salah satu contoh nyata dari gerakan ini ialah program Digital Desa Muda yang berjalan di sejumlah wilayah Jawa Barat. Melalui pelatihan digital marketing, pengelolaan keuangan mikro, serta pemanfaatan e-commerce lokal, para pemuda di desa kini mampu memasarkan produk pertanian, kerajinan, hingga wisata budaya secara daring.

Program serupa di Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya berhasil menumbuhkan puluhan usaha kecil berbasis desa digital dan menyerap tenaga kerja muda setempat. Inovasi yang sederhana namun berdampak besar ini membuktikan bahwa perubahan ekonomi dapat dimulai dari desa.

0 Komentar