HMI Cianjur Nyatakan Mosi Tidak Percaya, Bawa Spanduk Bertuliskan 'Bupati Gagal' dan 'Bupati Sibuk Pencitraan'

HMI Cianjur
HMI Cabang Cianjur menggelar aksi unjukrasa di depan Pendopo Kabupaten Cianjur, Jumat 17 Oktober 2024.(Cianjur Ekspres/Akmal Esa Nugraha)
0 Komentar

CIANJUR,CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Cianjur, menyatakan mosi tidak percaya kepada Bupati dan Wakil Bupati Cianjur Mohammad Wahyu Ferdian-Ramzi, buntut dari kekecewaan atas tidak ada evaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah banyaknya kasus dugaan keracunan di Cianjur.

Hal tersebut disampaikan saat HMI Cabang Cianjur menggelar aksi unjukrasa di depan Pendopo Kabupaten Cianjur, Jumat 17 Oktober 2024.

Selain menggelar orasi, massa aksi juga menampilkan teatrikal kuburan di depan gerbang Pendopo Cianjur sebagai simbol matinya kepedulian Pemerintah Kabupaten Cianjur terhadap kasus keracunan MBG.

Baca Juga:Bupati Cianjur Resmi Luncurkan Gerakan Poe Ibu Rembug Warga di Cikadu, Bupati Cianjur Wahyu Tegaskan Komitmen Pembangunan Infrastruktur Desa Secara Bertahap

Ketua Umum HMI Cianjur 2025, Ridha Nestu Adidarma, menyebut pihaknya menyampaikan empat tuntutan kepada Pemerintah Daerah. Namun, menurutnya salah satu tuntutan yang paling penting adalah banyak kejanggalan administratif dalam pelaksanaan MBG, terutama di dapur SPPG.

“Kita melayangkan empat tuntutan. Tapi salah satunya yang paling penting adalah banyak dapur SPPG yang menyalahi aturan. Secara administratif, dokumen seperti SLHS, sertifikat laik air, IMB, hingga SLF tidak dipenuhi. Bagaimana bisa program ini berjalan tanpa standar itu?,” ujarnya saat ditanyai oleh Cianjur Ekspres.

Ridha menyebut lemahnya pengawasan pemerintah daerah sangat berisiko, terlebih sudah terjadi kasus keracunan makanan bergizi gratis di sejumlah wilayah Kabupaten Cianjur.

“Ada tujuh kasus dengan korban lebih dari 180 orang. Kalau tidak diawasi, bisa saja menimbulkan kejadian luar biasa, bahkan korban meninggal,” katanya.

“Ini punya makna filosofis yang sangat dalam. Ini simbol keresahan kami, karena bupati dan wakil bupati tidak hadir menerima aspirasi,” sambung Ridha terkait aksi teatrikal kuburan.

Selain itu, dalam aksinya dia juga membawa spanduk bertuliskan ‘Bupati Gagal’ dan ‘Bupati Sibuk Pencitraan’. Menurut Ridha, hal itu tidak lepas dari kekecewaannya terhadap respons pemerintah daerah.

“Kemarin kami sudah melayangkan surat silaturahmi dan audiensi resmi. Namun tidak diterima dengan baik. Maka aksi ini menjadi bentuk kekecewaan, keresahan, kritik, dan saran yang membangun untuk Cianjur yang lebih baik ke depan,” katanya.

0 Komentar