Fakta Terbaru Aktivitas Sesar Lembang, BMKG Pastikan Hanya Dua Segmen yang Aktif

Fakta Terbaru Aktivitas Sesar Lembang
Fakta Terbaru Aktivitas Sesar Lembang, BMKG Pastikan Hanya Dua Segmen yang Aktif
0 Komentar

CIANJUR, CIANJUREKSPRES.COM— Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung melaporkan hasil pemantauan terbaru terkait aktivitas Sesar Lembang yang kembali menunjukkan tanda-tanda pergerakan tektonik ringan di wilayah Bandung Barat. Berdasarkan data dari jaringan sensor INATEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) dan sistem Lembang Framework, terdeteksi enam aktivitas kegempaan dengan magnitudo antara M1,7 hingga M2,3 selama periode 25 Juli hingga 20 Agustus 2025. Aktivitas tersebut tercatat terjadi di segmen Cimeta, bagian barat dari Sesar Lembang, dengan intensitas guncangan mencapai skala II–III MMI.

Sesar Lembang sendiri memiliki panjang sekitar 29 kilometer dan terbagi menjadi enam segmen utama: Cimeta, Cipogor, Cihideung, Gunung Batu, Cikapundung, dan Batu Lonceng. Jalur sesar ini memanjang melewati wilayah Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, hingga Kabupaten Sumedang. Namun, BMKG menegaskan bahwa tidak semua segmen dalam kondisi aktif secara bersamaan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas terkini lebih dominan pada segmen Cimeta dan Cipogor yang membentang di Kecamatan Ngamprah dan Cisarua. Sementara segmen lainnya terpantau relatif tenang. Berdasarkan data geofisika, dua segmen aktif tersebut memiliki potensi menghasilkan gempabumi dengan magnitudo maksimum M5,5.

Baca Juga:Resmi, Lini Masa dan Ketentuan Seleksi PPG Calon Guru 2025 Diumumkan KemendikbudLink Live Streaming PERSIB vs PSBS Biak, Jadwal, Prediksi, dan Cara Nonton

BMKG mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi gempa akibat pergerakan sesar, meskipun skala yang terdeteksi masih tergolong rendah. Menurut skenario peta guncangan M5,5 (Shakemap), wilayah Kabupaten Bandung Barat berpotensi mengalami guncangan dengan intensitas V–VI MMI (62–120 gal). Kondisi ini dapat menimbulkan kerusakan ringan, seperti retak pada dinding, runtuhnya plester, atau rusaknya cerobong asap bangunan pabrik.

Sebagai langkah kesiapsiagaan, BMKG mengimbau masyarakat untuk memastikan bangunan tempat tinggal memiliki struktur yang kuat dan tahan gempa, sesuai dengan kode bangunan ramah gempa yang berlaku. Lembaga ini juga menegaskan pentingnya edukasi mitigasi bencana, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar jalur sesar.

Dengan pemantauan berkelanjutan dan peningkatan kesiapsiagaan, BMKG berharap potensi risiko akibat aktivitas Sesar Lembang dapat diminimalkan demi keselamatan masyarakat di wilayah Jawa Barat.

0 Komentar