CIANJUR, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM- Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang wilayah Mindanao, Filipina bagian selatan, pada Jumat pagi (10/10) waktu setempat. Guncangan kuat tersebut menewaskan sedikitnya satu orang dan sempat memicu peringatan dini tsunami di sejumlah negara sekitar.
Sebagaimana dikutip dari laman Disway, menurut data dari Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (ESMC), pusat gempa berada di perairan sekitar 20 kilometer dari kawasan Manay, Mindanao, dengan kedalaman mencapai 62 kilometer. Kedalaman yang tergolong dangkal ini membuat guncangan terasa cukup kuat di berbagai wilayah sekitarnya.
Tak lama setelah gempa terjadi, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (PTWC) mengeluarkan peringatan potensi tsunami. Gelombang tsunami diperkirakan dapat menjangkau garis pantai dalam radius hingga 300 kilometer dari titik pusat gempa. Wilayah yang termasuk dalam zona peringatan di antaranya pesisir Filipina, Indonesia, dan Pulau Palau.
Baca Juga:Jadwal Bola Sabtu, 11 Oktober 2025, Prancis, Jerman, dan Belgia Berebut Tiket Piala DuniaMaju Serem Mundur Horor, Ketika Tugas Akhir Berubah Jadi Teror
Namun, setelah dilakukan pemantauan lebih lanjut, peringatan tsunami di ketiga negara tersebut akhirnya dicabut karena tidak terdeteksi adanya ancaman signifikan dari gelombang laut besar.
Sementara itu, otoritas lokal di Mindanao mengonfirmasi adanya satu korban meninggal dunia akibat kejadian tersebut. Meski rincian penyebab kematian belum dijelaskan secara detail, pihak berwenang menyatakan bahwa insiden tersebut berkaitan langsung dengan gempa besar yang mengguncang kawasan itu.
Tim tanggap darurat dan lembaga kemanusiaan kini masih melakukan pendataan serta penilaian terhadap dampak kerusakan di area yang paling terdampak. Beberapa laporan awal menyebutkan adanya kerusakan pada bangunan dan infrastruktur, serta warga yang mengungsi ke lokasi aman karena kekhawatiran akan gempa susulan.
Pemerintah Filipina mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti arahan resmi dari badan penanggulangan bencana nasional. Hingga kini, aktivitas seismik di wilayah tersebut masih terus dipantau untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya gempa susulan.