Sinopsis dan Makna Film “Rumah untuk Alie 2025, Perjuangan Seorang Anak Mencari Arti Rumah yang Sesungguhny

Rumah Untuk Alie
Rumah Untuk Alie, Drama Keluarga Penuh Luka dan Harapan Tayang di SAMS Cianjur 24 April
0 Komentar

CIANJUR, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM- Film “Rumah untuk Alie” hadir sebagai salah satu karya drama keluarga Indonesia yang paling menggetarkan hati pada tahun 2025. Disutradarai oleh Herwin Novianto dan diproduksi oleh Falcon Pictures, film ini diadaptasi dari novel populer karya Lenn Liu dengan judul yang sama. Menghadirkan kisah yang realistis dan emosional, Rumah untuk Alie menjadi cermin bagi banyak keluarga yang mungkin menyimpan luka di balik kata “rumah”.

Film berdurasi 95 menit ini menampilkan Anantya Kirana sebagai pemeran utama, didukung oleh Rizky Hanggono, Dito Darmawan, Rafly Altama Putra, dan Andryan Bima. Dari segi produksi, film ini melibatkan sejumlah nama besar, mulai dari penata musik Fajar Ahadi, sinematografer Saudi Utama, hingga penyunting Mardiansyah, yang berhasil menciptakan nuansa sinematik penuh emosi dan kedalaman.

Cerita berpusat pada sosok Alie Ishala Samantha, gadis kecil yang menjadi anak bungsu dari lima bersaudara dan satu-satunya perempuan di keluarga. Sejak ibunya meninggal dunia, kehidupan Alie berubah menjadi gelap. Ia kerap menjadi sasaran kekerasan fisik dan emosional dari ayah serta saudara-saudaranya. Dalam rumah yang seharusnya memberi kenyamanan, Alie justru menemukan ketakutan dan kesepian.

Baca Juga:Jadwal Bola Malam Ini: Indonesia vs Arab Saudi, Oman vs Qatar di Kualifikasi Piala Dunia 2026Menanti Strategi Rahasia Patrick Kluivert Jelang Laga Timnas Indonesia vs Arab Saudi

Tidak hanya di rumah, Alie juga menghadapi perundungan di sekolah. Teman-temannya sering merendahkannya, membuatnya semakin kehilangan rasa percaya diri. Meskipun hidupnya dipenuhi luka, Alie tetap berpegang pada harapan sederhana: keinginan untuk dicintai dan diterima oleh keluarganya. Harapan itulah yang membuatnya bertahan di tengah penderitaan yang seolah tiada akhir.

Melalui karakter Alie, film ini mengangkat isu penting tentang kekerasan dalam rumah tangga, trauma anak, dan kerinduan akan kasih sayang keluarga. Herwin Novianto berhasil menuturkan kisah ini dengan cara yang lembut namun menghunjam, tanpa harus menggunakan adegan berlebihan. Setiap dialog dan gestur kecil dari para pemeran menyiratkan perasaan terpendam yang kuat — rasa kehilangan, amarah, dan kerinduan yang tak terucapkan.

Dari sisi visual, sinematografi Rumah untuk Alie menonjolkan suasana kelam dan dingin yang menggambarkan batin sang tokoh utama. Warna-warna gelap dan pencahayaan redup digunakan untuk memperkuat kesan emosional yang dalam, sementara penataan musik oleh Fajar Ahadi menambah intensitas emosi di setiap adegan penting.

0 Komentar