CIANJUR, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM- Setiap bulan Oktober, bangsa Indonesia memperingati Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai bentuk penghormatan terhadap bahasa persatuan. Peringatan ini tidak hanya menjadi simbol kebanggaan nasional, tetapi juga momentum untuk meneguhkan kembali semangat Sumpah Pemuda dan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.
Penetapan Oktober sebagai Bulan Bahasa memiliki dasar sejarah yang kuat. Pada 28 Oktober 1928, para pemuda Indonesia melalui ikrar Sumpah Pemuda menyatakan bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu bahasa Indonesia. Dari sinilah semangat persatuan dalam keberagaman tumbuh, menjadikan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa di tengah ratusan bahasa daerah yang ada.
Peringatan Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia mulai diperkenalkan oleh lembaga kebahasaan nasional pada pertengahan abad ke-20. Tujuannya adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga dan mengembangkan bahasa serta sastra Indonesia. Sejak saat itu, berbagai kegiatan seperti lomba menulis puisi, pidato, cipta cerpen, hingga seminar literasi diselenggarakan di seluruh Indonesia untuk memperingati bulan istimewa ini.
Baca Juga:Download Twibbon Hari Santri Nasional 2025, Bingkai Foto Terbaik untuk 22 OktoberKorban Tewas Runtuhnya Musala Al Khoziny Bertambah Jadi 61 Orang
Menurut data Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Indonesia memiliki lebih dari 700 bahasa daerah yang masih aktif digunakan. Fakta ini menunjukkan betapa beragamnya budaya bangsa, namun di tengah keberagaman tersebut, bahasa Indonesia hadir sebagai pengikat yang mempersatukan seluruh rakyat. Oleh karena itu, menjaga bahasa Indonesia berarti menjaga keutuhan dan jati diri bangsa.
Di era globalisasi saat ini, tantangan terhadap eksistensi bahasa Indonesia semakin besar. Pemakaian bahasa asing dalam dunia pendidikan, teknologi, dan media sosial sering kali mendominasi percakapan masyarakat. Untuk itu, Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia menjadi pengingat penting agar masyarakat tetap mengutamakan bahasa Indonesia di ruang publik, tanpa mengabaikan kemampuan berbahasa asing.
Bahasa Indonesia bukan sekadar alat komunikasi, melainkan juga lambang persatuan dan kekuatan bangsa. Melalui peringatan Bulan Bahasa, masyarakat diharapkan lebih sadar akan pentingnya menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, benar, dan santun.
Mari rayakan Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia 2025 dengan semangat literasi, menulis, dan membaca sebagai bentuk nyata kecintaan terhadap bahasa dan sastra Indonesia.