CIANJUR, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM- Musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, roboh saat digunakan untuk salat asar berjamaah pada Selasa sore, 30 September 2025. Peristiwa itu membuat para jemaah panik, meski sang imam berhasil menyelamatkan diri.
Seorang santri menceritakan adanya tradisi hukuman bagi yang tidak mengikuti kegiatan, yaitu membantu pekerjaan bangunan seperti pengecoran. Ia juga membenarkan bahwa sebelum insiden, beberapa santri sempat diminta ikut membantu proses pengecoran di musala tersebut.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu, 1 Oktober 2025, melaporkan sekitar 91 santri masih diduga terperangkap di bawah reruntuhan bangunan. Tim SAR gabungan mendeteksi tanda enam korban yang masih hidup dan segera menyalurkan makanan serta minuman melalui celah sempit untuk menopang kondisi mereka.
Baca Juga:Webinar Nasional Agerlip Angkat Tema “Kiat Mudah Menulis Buku”Foto Prabowo di Baliho Israel Viral, Kemlu RI Pertegas Sikap Indonesia
Sampai saat ini, 100 orang sudah berhasil dievakuasi. Dari jumlah itu, 26 korban masih menjalani perawatan di rumah sakit, 70 orang sudah diperbolehkan pulang, satu korban dirujuk ke RS di Mojokerto, sementara tiga santri dinyatakan meninggal dunia.
“Tim gabungan telah menemukan tanda-tanda enam korban yang masih bertahan hidup. Upaya maksimal terus dilakukan untuk mengevakuasi mereka,” ujar Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto.