SIDOARJO, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM- Sebuah musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, roboh pada Senin sore, 29 September 2025, ketika ratusan santri sedang melaksanakan salat Ashar berjamaah di lantai dua.
Sebagaimana dikutip dari laman Harian Disway, Beberapa saksi menyebut, getaran pada bangunan mulai terasa sejak rakaat kedua. Tak lama kemudian, bagian ujung musala runtuh dan merambat ke sisi lainnya. Kejadian itu menimbulkan kepanikan sehingga para santri berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri.
Pengasuh pesantren menuturkan bahwa bangunan musala baru selesai menjalani pengecoran sebelum insiden terjadi. Bahkan, sejumlah santri sebelumnya sempat melihat adanya retakan pada bagian tengah saat proses pengecoran berlangsung.
Baca Juga:Insiden Ambruknya Ponpes di Sidoarjo, Puluhan Santri Terjebak ReruntuhanHenkie Timisela, Penyerang Legendaris PERSIB yang Namanya Tak Pernah Pudar
Polda Jawa Timur yang turun langsung memantau perkembangan kasus ini menduga robohnya bangunan disebabkan oleh fondasi yang kurang kuat. Faktor tersebut diperkirakan menjadi penyebab utama ambruknya musala berlantai empat tersebut.
Tim penyelamat bersama tenaga medis segera melakukan evakuasi. Awalnya, tercatat 34 santri terluka dan dilarikan ke IGD RSUD RT Notopuro Sidoarjo. Namun, data terbaru menunjukkan jumlah korban bertambah menjadi 79 orang, dengan 45 santri dirawat di RS Siti Hajar dan 34 lainnya masih menjalani perawatan di RSUD RT Notopuro.
Pihak RSUD RT Notopuro menempelkan daftar nama korban pada papan informasi agar keluarga dan pengurus pesantren bisa memantau kondisi santri. Menurut pihak rumah sakit, sebagian besar korban mengalami luka ringan, sementara beberapa lainnya menderita patah tulang serta cedera akibat tertimpa material bangunan.
Hingga Senin malam, tidak ada tambahan korban jiwa selain satu santri yang dinyatakan meninggal dunia. Proses penanganan medis masih terus dilakukan untuk korban yang mengalami luka lecet, memar, hingga cedera serius.
Aparat kepolisian bersama tim ahli konstruksi akan melaksanakan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti ambruknya musala. Di sisi lain, tim SAR, relawan, dan aparat gabungan masih menyisir lokasi guna memastikan tidak ada korban lain yang tertimbun.
Pihak pesantren juga terus memberikan pendampingan kepada para santri yang masih menjalani perawatan di rumah sakit, sementara akses informasi bagi keluarga korban tetap terbuka.