30 Siswa dan Satu Guru SDN Taruna Bakti Cugenang Diduga Alami Keracunan Usai Menyantap Menu MBG

keracunan
Tampak salah seorang siswa SDN Taruna Bakti, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, dibawa ke Puskesmas untuk menjalani perawatan. (Cianjur Ekspres/Akmal Esa Nugraha)
0 Komentar

Dia menuturkan, pihaknya mendapat informasi dari MBG jika makanan hanya boleh dikonsumsi hingga pukul 09.00 WIB. Biasanya, kata Nani, batas maksimal konsumsi sampai pukul 10.00 WIB, sehingga pihak sekolah memastikan makanan dibagikan lebih cepat, yakni sekitar pukul 08.42 WIB.

“Tadi pagi pihak MBG menyampaikan bahwa makanan tidak boleh dikonsumsi lebih dari pukul 09.00 WIB. Biasanya kan maksimal sampai pukul 10.00, tapi hari ini lebih cepat. Karena itu kami bagikan ke anak-anak sebelum jam tersebut, tepatnya sekitar pukul 08.42. Saat itu pihak MBG juga menanyakan apakah sudah dibagikan, dan kami jawab sudah,” katanya.

Menurutnya, saat itu pihak sekolah tidak menaruh curiga karena menganggap penyedia makanan lebih paham terkait takaran atau waktu masaknya. Namun, dia mengaku sempat heran setelah kejadian keracunan terjadi.

Baca Juga:Dari Biji Kopi Cikajang, Menuju Ekspor Dunia: Jejak Nyata Astra dalam Pemberdayaan DesaPembangunan Kawasan Peternakan di Campaka Disorot, Poslogis: Tanpa Perencanaan Matang Berisiko Mangkrak

“Kami tidak mencurigai apa pun, karena kami pikir pihak MBG lebih paham soal takaran atau waktu masaknya. Namun setelah kejadian itu, jadi kaya ih ada apa ya,” katanya.

Sementara itu, Kapolsek Cugenang, Kompol Usep Nurdin, membenarkan adanya peristiwa tersebut dan langsung melakukan penanganan. Dia mengatakan, kasus dugaan keracunan makanan ini bukan pertama kalinya terjadi di wilayah Sarampad dengan penyedia dapur MBG yang sama.

“Memang kejadian seperti ini sudah pernah ada sebelumnya. Tapi terlalu dini kalau kita langsung menyimpulkan bahwa penyebabnya pasti dari menu MBG. Kalau memang sumbernya dari makanan MBG, seharusnya sekolah lain yang juga menerima menu serupa ikut terdampak. Nyatanya hanya satu sekolah ini dan hanya satu kelas saja,” katanya saat diwawancarai oleh Cianjur Ekspres di Puskesmas.

Pihaknya akan tetap menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan. Dia menyebutkan, dari pemeriksaan awal kondisi dapur penyedia MBG terlihat cukup higienis. Namun, dia tetap mengingatkan pengelola dapur agar lebih berhati-hati dalam memilih bahan makanan.

“Kami sudah mengimbau agar pihak dapur lebih teliti. Semua bahan makanan yang akan diolah harus segar dan betul-betul layak konsumsi. Jangan sampai ada kelalaian yang berulang, karena yang menjadi korbannya anak-anak sekolah,” pungkasnya.

0 Komentar