CIANJUR, jabarekspres.com – Semangat gotong royong kembali ditunjukkan oleh warga Desa Sukamanah dan Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Mereka secara swadaya membangun sebuah jembatan penghubung antar desa yang berlokasi di Sungai Cibalagung Kampung Warung Seuseupan — sebuah akses vital yang sangat dibutuhkan masyarakat setempat.
Pembangunan jembatan ini merupakan respons cepat atas robohnya jembatan lama yang sebelumnya menjadi jalur utama warga untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
Sebagaimana diketahui gempa 5,6 magnitudo yang mengguncang wilayah Cugenang dua tahun silam, tidak hanya merusak bangunan, tapi juga infrastruktur termasuk jembatan yang menjadi akses masyarakat di kedua desa. Di tambah banjir yang besar membuat jembatan yang sudah terdampak gempa hanyut tak tersisa.
Baca Juga:Pemdes Sukamanah, Cugenang Penuhi Aspirasi, Bangun TPT dan Gang KampungRealisasikan DD, Desa Sukamanah Cugenang Targetkan Kondisi Jalan Mantap
Kondisi tersebut membuat warga dari kedua desa bahu-membahu membangun kembali jembatan dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab sosial.
Jembatan yang dibangun memiliki spesifikasi lebar sekitar 1 meter dan panjang 6 meter, dirancang agar dapat dilalui pejalan kaki.
Meski sederhana, jembatan ini menjadi urat nadi yang menghubungkan warga dari berbagai kampung, termasuk untuk akses ke sekolah, masjid, dan pasar atau warung.
Kepala Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, Indra Surya Pradana, yang memantau langsung jalannya pembangunan sekaligus memberikan dukungan moril dan apresiasi kepada masyarakat mengungkapkan, pemerintah desa sebelumnya menerima laporan dari warga bahwa ada jembatan yang roboh akibat usia dan kondisi alam.
“Kami langsung bergerak cepat meninjau ke lokasi sebagai bentuk respon, dan Alhamdulillah setelah melakukan musyawarah dengan warga di sana, mereka pun menyambut dengan sangat antusias dan siap secara swadaya bersama pemerintah desa membangun kembali jembatan tersebut,” ujar Jumat (19/9/2025).
Ia menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur seperti ini merupakan bentuk kolaborasi konkret antara pemerintah desa dan masyarakat. Menurutnya, keterlibatan langsung warga tidak hanya mempercepat proses pembangunan, tetapi juga mempererat solidaritas antarwarga.
“Jembatan ini menjadi sangat penting karena sebelumnya warga harus memutar cukup jauh untuk menjangkau berbagai fasilitas umum setelah jembatan ini roboh. Kondisi ini tentu menyulitkan, terutama bagi anak-anak sekolah dan warga lansia,” katanya.