Kabupaten Cianjur Tunjukkan Perbaikan Pengelolaan Sampah lewat Pilot Project ISWMP

Sawah Gede
Persoalan sampah kian menjadi tantangan utama di Kabupaten Cianjur, seiring dengan meningkatnya jumlah timbulan sampah dari aktivitas rumah tangga, pasar tradisional, hingga kawasan wisata.(Istimewa)
0 Komentar

Hal ini dirancang sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi demi mewujudkan tata kelola persampahan yang modern dan berkelanjutan. RISPS berfungsi sebagai peta jalan strategis yang menetapkan arah pembangunan infrastruktur, kerangka kebijakan, dan proyeksi pembiayaan jangka panjang. Regulasi daerah yang kuat menjadi landasan hukum pelaksanaan sistem ini. Peningkatan kapasitas kelembagaan melalui pelatihan SDM dan pendampingan teknis juga menjadi kunci keberhasilan. Dengan sistem kelembagaan yang tangguh dan skema pembiayaan yang tepat, implementasi di lapangan dapat berlangsung efektif dan konsisten.

Pendekatan ini memastikan perubahan yang terjadi di tingkat masyarakat dapat diadopsi sebagai bagian dari sistem pengelolaan sampah yang terlembagakan secara permanen.

Saatnya Berubah: Hadirnya ISWMP dan Peran Warga

Melalui Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP), pemerintah pusat bersama Bank Dunia mendorong perubahan menyeluruh di sektor persampahan. Program ini mengandalkan keterlibatan langsung warga melalui kegiatan intensif di lingkungan tempat tinggal mereka.

Baca Juga:Taman Safari Indonesia Resmikan Destinasi Wisata Baru di Puncak, Enchanting ValleyTurun ke Dapil, Rustam Effendi Sebut Layanan Kesehatan Jadi Permasalahan Menonjol

Di Kabupaten Cianjur, Kelurahan Sawahgede Kecamatan Cianjur khususnya RT 03 RW 14 ditetapkan sebagai lokasi pilot project. Wilayah ini dipilih karena berada dalam jangkauan layanan pengangkutan DLH, memiliki bank sampah terdekat sebagai mitra offtaker, serta menunjukkan kesiapan dan dukungan aktif dari pengurus lingkungan dan warga.

Sejak Desember 2024 hingga Februari 2025, warga di lokasi ini didampingi untuk mengembangkan sistem pemilahan sampah dari sumber. Proses dimulai dari koordinasi dengan RT/RW, sosialisasi ke warga, hingga penyediaan alat bantu seperti dropbox, ember pilah, dan stiker rumah tangga yang memilah.

Pemantauan dilakukan setiap hari. Petugas mencatat hasil pilahan, menimbang sampah organik dan anorganik, serta memastikan kehadiran offtaker seperti pengelola maggot atau bank sampah. Rumah yang memilah diberikan stiker sebagai bentuk apresiasi dan motivasi.

Langkah ini menjadi bagian penting dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih tertib, terarah, dan bertanggung jawab di tingkat lokal.

Hasil Nyata dalam Dua Bulan

Dalam dua bulan, perubahan terlihat jelas. Warga mulai terbiasa memilah. Dukungan RT/RW semakin kuat. Bank sampah pun menerima sampah terpilah dengan kualitas lebih baik. Hasilnya:

0 Komentar