Lagi, 36 Siswa dari Dua Sekolah di Cugenang Mual-Muntah Diduga Keracunan MBG

Lagi, 36 Siswa dari Dua Sekolah di Cugenang Mual-Muntah Diduga Keracunan MBG
Suasana ruang rawat Puskesman Cugenang yang menangani siswa keracunan diduga setelah menyantap hidangan MBG pada Kamis, 11 September 2025. (Foto: Akmal Esa Nugraha/Cianjur Ekspres)
0 Komentar

CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Lagi-lagi kasus dugaan keracunan akibat program Makanan Bergizi Gratis (MBG) terjadi di Kabupaten Cianjur.

Kali ini, puluhan siswa dari SDN Salakawung dan SMP Budi Luhur di Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, mengalami gejala mual, pusing, hingga muntah setelah menyantap menu MBG pada Kamis, 11 September 2025.

Kapolsek Cugenang, Kompol Usep Nurdin, mengatakan 36 siswa terdampak dalam insiden tersebut. Dari jumlah itu, 19 siswa berasal dari SDN Salakawung dan 17 siswa dari SMP Budi Luhur.

Baca Juga:Polisi Tangkap 53 Tersangka Kasus Narkoba di CianjurLumbung Pangan Nasional, Gubernur Jateng: Pertahankan Lahan Produktif

“Sebagian besar bisa ditangani di sekolah oleh tenaga medis, namun lima orang harus dirawat di Puskesmas Cugenang,” ujarnya saat ditemui oleh Cianjur Ekspres di Puskesmas Cugenang.

Dia menuturkan, dari pemeriksaan sementara ditemukan dua menu MBG yang diduga menjadi penyebab munculnya gejala keracunan, yakni nasi goreng dan telur bercampur saus.

“Ini harus dipertanyakan terkait kelayakan gizinya, apakah benar sesuai standar makanan bergizi atau tidak. Karena itu kami perlu mendalami,” katanya.

Lanjutnya, Polsek Cugenang telah memanggil penyedia MBG untuk dimintai keterangan. “Penyelidikan masih berjalan. Kita belum bisa memastikan apakah penyebabnya benar dari MBG atau faktor lain,” katanya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Cugenang, Alit Sulastri, menyebut lima siswa yang dirawat terdiri dari empat siswa SDN Salakawung dan satu siswa SMP Budi Luhur.

“Dua siswa dari SDN Salakawung sudah pulang, begitu juga yang satu siswa SMP Budi Luhur sudah pulang. Dua siswa lagi masih dalam perawatan. Sisanya ditangani langsung di lokasi,” kata Alit.

Menurutnya, pihaknya sudah mengambil sampel makanan untuk diteliti lebih lanjut oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur.

Baca Juga:DKP Jabar dan BPJS Ketenagakerjaan Realisasikan Program Perlindungan NelayanAPBD Perubahan Jateng 2025 Diketok, Fokus Layanan Dasar dan Infrastruktur

“Penyebab pastinya nanti akan ditentukan oleh tim kesehatan Dinkes. Kami hanya memastikan penanganan cepat terhadap para siswa yang terdampak,” pungkasnya.

0 Komentar