6 Cara Menghadapi Anak yang Sedang Memasuki Masa Puber

Puber
6 Cara Menghadapi Anak yang Sedang Memasuki Masa Puber
0 Komentar

CIANJUR, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM- Masa puber adalah salah satu fase penting dalam kehidupan anak yang menandai peralihan dari masa kanak-kanak menuju remaja. Pada tahap ini, anak akan mengalami berbagai perubahan fisik, emosional, dan sosial yang cukup signifikan.

Perubahan ini terkadang membuat anak merasa bingung, bahkan bisa menimbulkan konflik dengan orang tua jika tidak ditangani dengan baik.

Karena itu, pendampingan yang tepat sangat dibutuhkan agar anak dapat melewati masa puber dengan sehat dan percaya diri.

1. Berikan Pemahaman tentang Perubahan Fisik

Baca Juga:5 Cara Alami Menurunkan Demam pada AnakHarga Tiket Nonton Persib vs Persebaya di GBLA

Salah satu ciri utama masa puber adalah terjadinya perubahan fisik. Anak laki-laki biasanya mulai mengalami perubahan suara, tumbuh rambut di beberapa bagian tubuh, serta perkembangan otot.

Sedangkan anak perempuan akan mengalami menstruasi pertama, payudara mulai tumbuh, dan bentuk tubuh perlahan berubah. Sebagai orang tua, penting untuk memberikan pemahaman yang benar tentang perubahan ini. Gunakan bahasa sederhana, hindari nada menghakimi, dan pastikan anak merasa bahwa perubahan tubuh adalah hal yang normal dan wajar.

2. Dengarkan dan Hargai Perasaan Anak

Selain perubahan fisik, anak juga menghadapi perubahan emosi. Mereka cenderung lebih sensitif, mudah tersinggung, atau bahkan lebih pendiam. Di sinilah peran orang tua sebagai pendengar sangat penting. Berikan ruang bagi anak untuk bercerita tentang apa yang mereka rasakan. Jangan buru-buru memberi nasihat apalagi menghakimi, tetapi coba pahami sudut pandang mereka. Dengan begitu, anak akan merasa dihargai dan lebih terbuka kepada orang tua.

3. Bangun Komunikasi yang Terbuka

Masa puber juga identik dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Anak mulai tertarik dengan lawan jenis, mencari identitas diri, dan ingin lebih mandiri. Karena itu, orang tua perlu membangun komunikasi terbuka. Diskusikan topik-topik sensitif seperti kesehatan reproduksi, pergaulan sehat, hingga batasan dalam bersosialisasi. Jika komunikasi hangat terjalin, anak tidak akan merasa sungkan untuk bertanya atau berbagi cerita, sehingga risiko mereka mencari jawaban dari sumber yang salah dapat diminimalisir.

4. Tanamkan Nilai Moral dan AgamaDi tengah gempuran pengaruh lingkungan dan media, anak membutuhkan pegangan kuat berupa nilai moral dan agama. Orang tua dapat mengajarkan prinsip tanggung jawab, pentingnya menjaga kehormatan diri, serta etika dalam bergaul. Nilai-nilai ini akan menjadi fondasi yang kuat ketika anak menghadapi berbagai tantangan di masa remajanya.

0 Komentar