Puskesmas Karangtengah Cianjur Evaluasi ODGJ di Sabandar, Satu Belum Punya BPJS 

ODGJ
Tim Puskesmas Karangtengah, mengunjungi rumah keluarga Bu AY yang mengalami gangguan jiwa di Kampung Sabandar Kidul, RT 01/RW 03, Desa Sabandar, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, untuk pemeriksaan lanjutan, pada Sabtu 6 September 2025.(Cianjur Ekspres/Akmal Esa Nugraha)
0 Komentar

CIANJUR,CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Tim Puskesmas Karangtengah melakukan evaluasi penanganan empat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) warga Kampung Sabandar Kidul RT 1/RW 3 Desa Sabandar, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Sabtu 6 September 2025.

Informasi yang dihimpun Cianjur Ekspres, keempat warga tersebut yakni AS (38), RN (33), AY (40), serta satu orang tambahan yang baru terindikasi tiga bulan terakhir, yakni anak AY, RA (20).

Kepala Puskesmas Karangtengah, Yudiansyah, mengatakan, kunjungan itu merupakan evaluasi dari pemberian obat dan upaya pendampingan yang sebelumnya sudah dilakukan. Dari hasil pemeriksaan, keempat pasien menunjukkan adanya perkembangan positif.

Baca Juga:Hari Pelanggan Nasional, MUP PLN UP3 Cianjur Terjun Langsung Layani di LoketSambangi SMPN 1 Karangtengah, KPU Cianjur Sosialisasi Pendidikan Pemilih Pemula

“Alhamdulillah empat orang ini ada progres. Secara mental lebih tenang, tidak banyak mengurung diri, dan sudah mulai berinteraksi sosial di lingkungan rumah. Meski belum maksimal, ini jadi kemajuan yang cukup baik,” ujarnya saat ditemui di lokasi oleh Cianjur Ekspres.

Menurutnya, obat tetap diberikan untuk 10 hari ke depan, dengan rencana evaluasi lanjutan setelahnya. “Kita lanjutkan pemberian obat selama sepuluh hari. Insyaallah setelah sepuluh hari kita kunjungi lagi, mudah-mudahan kondisinya bisa lebih baik lagi,” kata Yudiansyah.

Meski begitu, dia mengungkapkan satu pasien, yakni RA, masih menolak perawatan karena merasa dirinya tidak sakit. Padahal, sejak tiga bulan terakhir, dia mulai menunjukkan perubahan perilaku seperti sering mengurung diri, enggan bersosialisasi, hingga berhenti bekerja.

“Secara fisik memang sehat, tapi secara psikis ada perubahan signifikan. Dari keterangan keluarga, sejak putus dengan pacarnya, lalu pacarnya menikah dengan orang lain, Resa mengalami depresi. Namun untuk saat ini masih bisa ditangani di tingkat Puskesmas dengan dukungan keluarga dan kader kesehatan,” katanya.

Dia menyebut, empat pasien tersebut belum direkomendasikan untuk dirawat di rumah sakit jiwa karena masih dapat ditangani di Puskesmas.

“Mereka masih bisa ditanggulangi dengan obat dan pendampingan psikososial,” katanya.

Namun, persoalan lain muncul terkait administrasi kependudukan dan kepesertaan BPJS. Dari empat warga ODGJ tersebut, tiga sudah tercatat sebagai peserta, hanya ada perbaikan nama untuk AS. Sedangkan AY belum memiliki BPJS karena belum memiliki kartu keluarga (KK).

0 Komentar