CIANJUR, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM– Universitas Gadjah Mada (UGM) menyampaikan seruan moral terkait gelombang demonstrasi yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia dalam sepekan terakhir. Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Rektor UGM, Ova Emilia, di Balairung UGM pada Minggu (31/8/2025), didampingi jajaran pimpinan universitas, guru besar, dan dosen.
Dalam seruan itu, UGM menegaskan agar pemerintah segera membatalkan kebijakan yang dinilai tidak berpihak kepada keadilan sosial. Kebijakan tersebut disebut telah memperlebar kesenjangan antara elit politik dan masyarakat, serta berpotensi mengancam demokrasi, supremasi sipil, dan hanya menguntungkan kelompok oligarki.
“Pemerintah harus memastikan bahwa setiap kebijakan benar-benar berpihak pada rakyat, bukan sekadar mengakomodasi kepentingan elit politik,” tegas Rektor Ova Emilia sebagaimana dikutip dari akun Youtube resmi UGM.
Baca Juga:Partai Nasdem Menonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Sebagai Anggota DPR RIPAN Nonaktifkan Eko Patrio dan Uya Kuya dari DPR RI Usai Rumah Digeruduk Massa
Gelombang demonstrasi besar dimulai pada Senin (25/8/2025) dengan partisipasi berbagai kalangan, mulai dari pelajar, pedagang, pengemudi ojek online, hingga mahasiswa. Massa menyuarakan kekecewaan terhadap DPR, terutama terkait rencana kenaikan tunjangan dan gaji anggota dewan.
Mereka menuntut transparansi gaji, pembatalan tunjangan rumah, serta menghentikan rencana kenaikan gaji DPR yang dinilai tidak sensitif terhadap kondisi masyarakat.
Unjuk rasa berlanjut pada Kamis (27/8/2025), kali ini melibatkan buruh dari berbagai serikat pekerja. Massa buruh menuntut perbaikan kebijakan ketenagakerjaan, di antaranya penghentian praktik outsourcing serta kenaikan upah minimum.
Melihat dinamika tersebut, UGM menegaskan bahwa suara rakyat tidak boleh diabaikan dan menyerukan dialog terbuka antara pemerintah, DPR, dan masyarakat guna mencari solusi yang adil.