5 Pantun Tentang Maulid Nabi, Cocok Jadi Bahan Pidato

5 Pantun Tentang Maulid Nabi, Cocok Jadi Bahan Pidato
Maulid Nabi Muhammad SAW selalu jadi momen yang ditunggu umat Islam. Setiap tahunnya, suasana perayaan dipenuhi dengan shalawat, doa bersama, tausiah, hingga berbagai kegiatan penuh makna.
0 Komentar

CIANJUR, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM- Maulid Nabi Muhammad SAW selalu jadi momen yang ditunggu umat Islam. Setiap tahunnya, suasana perayaan dipenuhi dengan shalawat, doa bersama, tausiah, hingga berbagai kegiatan penuh makna. Tak hanya sekadar acara seremonial, Maulid Nabi juga jadi wujud cinta kita kepada Rasulullah, sosok teladan yang akhlaknya begitu agung.

Nah, supaya acara peringatan Maulid makin hidup, kadang perlu ada sentuhan ringan yang bikin suasana lebih hangat. Salah satunya bisa lewat pantun. Pantun ini bisa dipakai untuk membuka pidato, menyelipkannya di tengah-tengah sambutan, atau menutup acara dengan indah.

Yuk, simak kumpulan 5 pantun tentang Maulid Nabi berikut ini:

Pantun 1Pergi ke pasar membeli kurma,Jangan lupa singgah di toko roti.Maulid Nabi penuh makna,Mari teladani akhlak Nabi.

Baca Juga:Link Twibbon Maulid Nabi 2025, Rayakan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan Cara KekinianMahasiswa KKN STISNU Gandeng Warga Desa Cikondang Gelar Program Biopori

Pantun 2Burung merpati terbang berdua,Hinggap di dahan sambil bernyanyi.Maulid Nabi waktunya bersyukur bersama,Atas lahirnya Rasul junjungan sejati.

Pantun 3Ke tepi laut mencari kerang,Kerang dipungut untuk perhiasan.Shalawat Nabi mari kita kenang,Agar hidup penuh keberkahan.

Pantun 4Bunga melati harum mewangi,Tumbuh indah di taman sari.Maulid Nabi kita rayakan lagi,Bukti cinta pada junjungan hati.

Pantun 5Pergi berlayar ke tanah seberang,Ombak berdebur tiada henti.Akhlak Rasul mari kita pegang,Sebagai petunjuk jalan hakiki.

Kalau diperhatikan, pantun-pantun di atas bukan cuma rangkaian kata indah, tapi juga membawa pesan moral yang dalam. Mulai dari ajakan bershalawat, mengingat perjuangan Rasulullah, sampai mengajak kita meneladani akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan menyelipkan pantun di pidato Maulid Nabi, suasana jadi lebih cair, audiens pun lebih antusias menyimak. Yang paling penting, pesannya bisa tersampaikan dengan cara yang sederhana tapi membekas di hati.

Jadi, selain bersyukur atas lahirnya Rasulullah SAW, mari jadikan peringatan Maulid sebagai pengingat untuk memperbaiki diri, menebar kebaikan, dan selalu berusaha meneladani akhlak beliau. Semoga dengan itu, hidup kita senantiasa dilimpahi keberkahan dan rahmat Allah SWT.

0 Komentar