Kementerian ESDM Pastikan Pengembangan Geothermal Mengedepankan Dialog dan Edukasi

Kementerian ESDM Pastikan Pengembangan Geothermal Mengedepankan Dialog dan Edukasi
Sub Koordinator Penyiapan dan Evaluasi Sumber Daya Panas Bumi, Direktorat Jendral Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Andi Susmanto (tengah) dan Koordinator Penyiapan Program Panas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Pandu Ismutadi (kiri) saat pertemuan di Ruang Rapat Mandalawangi Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) pada Kamis, 24 Juli 2025. (Foto: Rikzan Rezkyesa Azhari/Cianjur Ekspres)
0 Komentar

CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai penolakan sebagian warga terhadap proyek pengembangan panas bumi (geothermal) di Cianjur sebagai hal yang wajar dalam tahap awal eksplorasi.

Pemerintah memastikan proyek strategis nasional (PSN) ini tetap berjalan dengan mengedepankan pendekatan dialog dan edukasi kepada masyarakat.

“Memang ada dinamika di masyarakat, tapi ini umum terjadi di wilayah lain juga. Biasanya setelah proses eksplorasi berjalan dan manfaatnya mulai dirasakan, penolakan itu mereda,” ujar Andi Susmanto, Sub Koordinator Penyiapan dan Evaluasi Sumber Daya Panas Bumi, Direktorat Jendral Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, di Aula Mandalawangi Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) pada Kamis, 24 Juli 2025.

Baca Juga:Tabloid Nyata vs Jawapos: Pertarungan Kepemilikan di Pengadilan Negeri SurabayaDari Gelap Menuju Terang, PNM Peduli Cabang Sukabumi Pasang PJU di Sudut Desa Ciranjang

Menurut Andi, tantangan di Cianjur lebih pada kondisi akses dan tata guna lahan, termasuk keberadaan pemukiman dan kawasan konservasi. Namun, semua tahapan seperti pembebasan lahan akan dilakukan sesuai ketentuan oleh badan usaha, tanpa menggunakan dana APBN.

“Tantangan di Cianjur lebih pada akses menuju lokasi eksplorasi dan persoalan tata guna lahan, karena ada pemukiman dan sebagian masuk kawasan konservasi. Tapi semua tahapan, termasuk pembebasan lahan, akan dilakukan oleh badan usaha sesuai ketentuan. Tidak ada satu rupiah pun dari APBN yang digunakan,” katanya.

Sementara itu, Koordinator Penyiapan Program Panas Bumi Kementerian ESDM RI, Pandu Ismutadi, menambahkan Cianjur merupakan wilayah baru dalam pengembangan geotermal sehingga membutuhkan pendekatan komunikasi yang berkelanjutan.

“Di Jawa Barat sudah banyak titik pengembangan panas bumi, tapi di Cianjur ini yang pertama. Perlu edukasi terus-menerus agar masyarakat memahami manfaat jangka panjangnya,” kata Pandu.

Dia menyebut proyek ini berpotensi mengalirkan investasi besar, dengan rata-rata biaya eksplorasi sekitar 5 juta dolar AS per megawatt.

“Hingga ke tahap pembangkitan bisa mencapai 10-15 juta dolar AS per megawatt. Ini investasi yang tidak sedikit, dan sepenuhnya ditanggung badan usaha,” pungkasnya.

0 Komentar