CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Kabar duka datang dari keluarga besar Tjetjep Muchtar Soleh. Mantan Bupati Cianjur 2006-2016 itu meninggal dunia pada Kamis 24 Juli 2025, pukul 17.03 WIB di Rumah Sakit Santo Borromeus, Bandung.
Kabar tersebut disampaikan langsung oleh Ustad Deni, perwakilan keluarga, kepada Cianjur Ekspres.
“Sudah positif meninggal dunia. Saya mendapat informasi langsung dari putra beliau, Kang Irfan Rivano Muchtar,” kata Ustad Deni.
Baca Juga:Tabloid Nyata vs Jawapos: Pertarungan Kepemilikan di Pengadilan Negeri SurabayaDari Gelap Menuju Terang, PNM Peduli Cabang Sukabumi Pasang PJU di Sudut Desa Ciranjang
Menurutnya, jenazah akan dimandikan terlebih dahulu di rumah duka, di kawasan Perumahan BLK Residence Cianjur, kemudian disalatkan di Masjid Agung Cianjur setelah Salat Jumat dan dimakamkan di Komplek Pemakaman Keluarga di Desa Ciherang, Karangtengah.
Dia menjelaskan sejak Kamis pagi, informasi mengenai kondisi almarhum memang sempat simpang siur.
Pasalnya, dari lima dokter yang menangani, empat menyatakan telah wafat, sementara satu dokter menyebut masih ada denyut nadi dan jantung, meskipun sangat lemah.
Hal itu membuat pihak keluarga memutuskan untuk memastikan kembali kondisi almarhum secara medis sebelum akhirnya dinyatakan wafat secara resmi.
“Pada akhirnya setelah diperiksa ulang, semua organ tubuh sudah tidak berfungsi. Maka keluarga menyatakan beliau sudah wafat,” katanya.
Menurutnya, Tjetjep sebelumnya sempat dirawat di RSUD Cianjur pada Senin 21 Juli 2025, pukul 16.00 WIB, lalu dirujuk ke RS Borromeus, Bandung. Di sana dia sempat sadar dan bahkan masih bisa berkomunikasi dengan beberapa anggota keluarga.
“Selasa saya masih sempat bertemu, beliau terlihat segar. Tapi subuhnya beliau drop, dan malam tadi dinyatakan koma,” jelasnya.
Baca Juga:Begini Cara Basarnas Cianjur Praktikkan Cara Menyelamatkan Korban TenggelamPemprov-BKKBN Jateng Perkuat Sinergi Demi Percepat Pengentasan Stunting
Ustad Deni juga menyampaikan almarhum memiliki sejumlah wasiat pribadi yang kini terpenuhi.
“Beliau pernah berkata kepada saya, ingin meninggal hari Jumat, ingin disalatkan di Masjid Agung, semua keinginannya itu Allah kabulkan,” tuturnya.
Diketahui, Tjetjep Muchtar wafat akibat komplikasi pascastroke dengan penyumbatan di otak kiri karena kolesterol tinggi.