CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Di tengah meningkatnya jumlah bencana alam yang terjadi selama enam bulan pertama tahun 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur mengaku masih kekurangan sarana dan prasarana pendukung untuk penanganan darurat.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (KL) BPBD Kabupaten Cianjur, Wang Wang Kuswaya, mengungkapkan keterbatasan kendaraan operasional dan alat pelindung diri (APD) menjadi kendala dalam respons cepat bencana.
“Mobil operasional kita rata-rata sudah tua, beberapa bahkan sering tidak dalam kondisi prima saat dibutuhkan. Bandingkan dengan daerah lain, apalagi lembaga swasta atau non-governmental organization (NGO), mereka punya kendaraan rescue yang lebih modern,” ujarnya, usai ditemui di kantornya oleh Cianjur Ekspres, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:Begini Cara Basarnas Cianjur Praktikkan Cara Menyelamatkan Korban TenggelamPemprov-BKKBN Jateng Perkuat Sinergi Demi Percepat Pengentasan Stunting
Selain kendaraan, kelengkapan alat pelindung seperti helm dan rompi juga menjadi sorotan. Menurut Wang Wang, jumlahnya tidak mencukupi untuk semua personel yang bertugas, karena sebagian sudah rusak atau hilang.
“APD yang ada itu pengadaan lama, sekarang sudah banyak yang tidak layak pakai. Kalau seluruh personel diturunkan ke lapangan, tidak semuanya bisa pakai perlindungan yang sesuai,” katanya.
Wang Wang melanjutkan, kondisi ini diperparah dengan adanya pengurangan anggaran untuk BPBD tahun ini dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dia menyebut, penurunan ini terjadi secara umum di seluruh sektor pemerintahan.
“Anggaran kita tahun ini turun. Kita harus efisiensi, padahal intensitas bencana malah meningkat,” katanya.
Namun, Wang Wang menegaskan pihaknya tetap berupaya maksimal dalam penanganan. Dia berharap ke depan pemerintah daerah dapat memberikan dukungan tambahan, terutama dalam hal peremajaan peralatan dan kendaraan operasional.
“Kami berharap ada perhatian lebih terhadap kebutuhan peralatan karena ini menyangkut keselamatan petugas dan warga terdampak,” tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, selama periode Januari hingga Juni 2025, sedikitnya 8.000 warga Kabupaten Cianjur terdampak bencana alam. Jumlah tersebut berasal dari total 29 kejadian bencana yang didominasi tanah longsor, banjir, dan cuaca ekstrem.
Baca Juga:Sembilan Sekolah Rakyat di Jateng Mulai Beroperasi, Tampung 850 Anak dari Keluarga MiskinPNM Peduli Hadirkan Kebahagiaan untuk Anak Yatim, Perkuat Nilai Kemanusiaan di Sukabumi
Wang Wang mengungkapkan bencana yang terjadi tersebar di berbagai wilayah, dengan dampak signifikan terutama di bulan April lalu.