Jumlah Relawan Tangguh Bencana di Cianjur Dikurangi?

Jumlah Relawan Tangguh Bencana di Cianjur Dikurangi?
Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur di Jalan Lika, Sawah Gede, Kecamatan Cianjur. (Foto: Akmal Esa Nugraha/Cianjur Ekspres)
0 Komentar

CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Wilayah Cianjur dikenal dengan area paling rawan bencana di Jawa Barat, namun belakangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan penyesuaian jumlah personel Relawan Tangguh Bencana (Retana) di tingkat desa dan kelurahan.

Jika sebelumnya setiap desa memiliki lima orang Relawan Tangguh Bencana, kini hanya ditetapkan satu orang koordinator desa (kordes) untuk efisiensi anggaran.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Cianjur, M Taufik Zuhriza, menjelaskan kebijakan pengurangan tersebut mulai berlaku sejak 27 Maret 2025 lalu.

Baca Juga:Pemprov-BKKBN Jateng Perkuat Sinergi Demi Percepat Pengentasan StuntingSembilan Sekolah Rakyat di Jateng Mulai Beroperasi, Tampung 850 Anak dari Keluarga Miskin

Menurutnya kini, dari total 360 desa dan kelurahan, hanya terdapat satu kordes per wilayah. Selain itu, terdapat 32 koordinator kecamatan (korcam) dan 5 koordinator kabupaten (korkab), sehingga total jumlah relawan di bawah pembinaan langsung BPBD dari yang asalnya kurang lebih 1.800 orang menjadi 397 orang.

“Awalnya satu desa lima orang retana. Tapi karena semua sebelumnya mendapat insentif dari pemerintah daerah, sementara sekarang perlu efisiensi anggaran, maka dikurangi hanya satu kordes,” ujarnya saat ditemui oleh Cianjur Ekspres di kantornya, Kelurahan Sawahgede, Kecamatan Cianjur, beberapa waktu lalu.

Meski demikian, BPBD tetap mendorong agar desa dapat mempertahankan Retana lama dan membinanya secara mandiri.

“Yang sudah pernah jadi Retana diharapkan tetap aktif sebagai relawan desa. Mereka menjadi aset desa, walau tidak langsung dibina BPBD. Kami arahkan agar desa tetap membina mereka lewat dana desa,” katanya.

Taufik menegaskan, pembentukan Retana berdasarkan Peraturan Bupati (Perbup) yang bertujuan mempersingkat waktu penanganan bencana. Mengingat letak geografis Cianjur yang luas dan sebagian besar kejadian bencana terjadi di pelosok, kehadiran relawan lokal menjadi sangat berarti.

“Kami tahu medan Cianjur, kalau kejadian di pelosok seperti Cidaun atau Agrabinta, bisa lima jam lebih kami sampai ke lokasi. Maka dibutuhkan Retana sebagai garda terdepan,” tegasnya.

Menurutnya, setiap retana merupakan warga lokal yang dibina dan dimotivasi untuk memiliki jiwa kerelawanan. Mereka dilatih agar sigap dan mampu melakukan penanganan awal ketika bencana terjadi, seperti mengevakuasi warga dan melaporkan kondisi ke BPBD.

0 Komentar