Begini Cara Basarnas Cianjur Praktikkan Cara Menyelamatkan Korban Tenggelam

Begini Cara Basarnas Cianjur Praktikkan Cara Menyelamatkan Korban Tenggelam
Pelatih dari Kantor Siaga Basarnas Kabupaten Cianjur, Dedi (baju merah) saat mempraktikkan cara penyelamatan di permukaan air dengan metode Throw atau melempar pada belasan calon potensi SAR di Kolam Renang Tirta Yonif Raider 300/Bjw, Kecamatan Karangtengah, baru-baru ini. (Foto: Basarnas Kabupaten Cianjur)
0 Komentar

CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Kantor Siaga Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Kabupaten Cianjur menguji kompetensi penyelamatan di air (water rescue) belasan calon potensi SAR di Kolam Renang Tirta Yonif Raider 300/Bjw, Kecamatan Karangtengah pada Kamis, 17 Juli 2025.

Para calon potensi SAR menjalani beberapa uji materi praktik, seperti berenang gaya bebas 50 meter, gaya dada 50 meter, mengambang di air (water trappen) selama lima menit, juga metode pertolongan di perairan.

“Kita praktik basah untuk mengukur kemampuan mereka sebagai seorang penolong (rescuer) nantinya, mulai berenang, menjangkau, hingga menyelamatkan korban,” kata Kepala Kantor Siaga SAR Kabupaten Cianjur, M Andika.

Baca Juga:Pemprov-BKKBN Jateng Perkuat Sinergi Demi Percepat Pengentasan StuntingSembilan Sekolah Rakyat di Jateng Mulai Beroperasi, Tampung 850 Anak dari Keluarga Miskin

Untuk praktik penyelamatan orang tenggelam, calon potensi SAR menerapkan materi Reach, Throw, Row, Go, Tow and Carry (RTRGT) yang menjadi pedoman.

Reach adalah upaya penyelamat dalam menjangkau korban tenggelam baik secara langsung atau menggunakan alat bantu seperti galah, sementara Throw adalah cara untuk melemparkan alat yang bisa menyelematkan korban tenggelam, baik itu dengan tali ataupun alat apung seperti ring boy dan terpedo boy.

“Sementara untuk Row itu mendayung untuk mendekat ke arah korban yang jaraknya jauh dari daratan, harus menggunakan perahu dan nanti praktiknya akan dilakukan di Situ Asem Cilaku, atau di Dermaga Coklat Wadum Cirata,” kata Andika mengungkapkan.

Tiga cara tersebut, menjadi cara paling aman dalam water rescue atau penyelamatan di air, karena tidak perlu mendekat bahkan bersentuhan langsung dengan korban tenggelam yang sedang panik.

“Sehingga, yang belum bisa berenang pun bisa menjadi penyelamat,” katanya.

Kemudian Go adalah adalah cara penyelamat untuk berenang menuju korban, terakhir Tow and Carry atau membawa korban dari air ke arah zona aman dengan menarik korban. Kedua cara tersebut menjadi yang paling berisiko karena akan berdekatan dengan korban tenggelam.

“Orang tenggelam, akan panik dan berusaha menjaga kepalanya agar tetap di atas permukaan air, itu insting bertahan hidup. Saat itu pula korban akan mengerahkan segenap kekuatannya agar selamat, makanya jika ada penolong yang menghampiri, maka dia akan menyerang untuk mempertahankan hidupnya, dan tenaganya akan jadi berkali-kali lipat. Sangat berbahaya,” jelas Andika.

0 Komentar