Dosen IPB  Berikan Pelatihan Pupuk Organik ke Warga Cianjur

IPB
Tim Dosen Pulang Kampung dari IPB University memberikan pelatihan inovasi pupuk organik bagi warga di Desa Bobojong, Kecamatan Mande.(Cianjur Ekspres/Moch Nursidin)
0 Komentar

CIANJUR,CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Tim Dosen Pulang Kampung dari IPB University memberikan pelatihan inovasi pupuk organik bagi warga di Desa Bobojong, Kecamatan Mande. Kegiatan tersebut untuk meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya padi, serta mendorong ketahanan pangan pasca bencana.

Dalam kegiatan tersebut memperkenalkan dua inovasi utama. Pertama, pengembangan pupuk organik Bio-HaraPlus yang berfungsi ganda sebagai nutrisi dan pestisida organik. Kedua, pemanfaatan limbah kopi sebagai pakan ternak untuk mendukung ekonomi sirkular di desa-desa sekitar kawasan hutan.

Beberapa pakar dari IPB turut hadir memberikan pelatihan langsung kepada para petani. Di antaranya Prof. Elis Nina Herliyana, Prof. Ika Amalia Kartika, Prof. Abdul Munif, dan Prof. Dede Hermawan.

Baca Juga:WNA Bisa Mengajukan Visa Pendidikan Non Formal Indonesia Mulai 15 Juli 2025bank bjb Serahkan Kunci Secara Simbolis kepada 100 Debitur FLPP

Prof. Elis Nina Herliyana selaku ketua tim sekaligus penemu pupuk Bio-HaraPlus, mengatakan, pupuk ini dibuat dari bahan-bahan organik yang mudah ditemukan masyarakat, seperti sampah dapur dan limbah pertanian.

“Pupuk organik cair difermentasi menggunakan air dalam drum dengan campuran Bio-HaraPlus. Selain itu, ada juga pupuk kompos padat yang diolah secara aerobik. Keduanya mudah dan murah diterapkan oleh petani,” katanya kepada wartawan, Kamis 17 Juli 2025.

Keunggulan pupuk Bio-HaraPlus, lanjutnya, terletak pada kandungan nutrisi makro dan mikro yang lengkap serta adanya pestisida nabati yang berfungsi mengusir dan mengobati hama.

“Hama akan menjauh karena adanya hormon tertentu dari Bio-HaraPlus. Selain memperbaiki tanah, pupuk ini juga mempercepat masa panen. Bahkan ada varietas padi yang bisa langsung digiling tanpa perlu dikeringkan,” jelasnya.

Efektivitas pupuk ini sudah dibuktikan oleh sejumlah petani. Dari hasil uji coba di lahan setengah hektare, produksi padi yang awalnya hanya satu ton per hektare meningkat drastis menjadi 6,1 ton, bahkan naik lagi menjadi 6,5 ton per hektare pada periode berikutnya.

Selain tanaman padi, pupuk ini juga cocok digunakan untuk cabai, tanaman hortikultura, bunga, bahkan tanaman perkebunan dan kehutanan.

“Produk sudah kami pasarkan, izinnya juga sudah ada dari Kementerian Pertanian. Sekarang sedang dalam proses perpanjangan izin karena permintaan mulai meningkat,” tambah Prof. Elis.

0 Komentar