CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Sekolah Luar Biasa (SLB) ABC Bina Bangsa di Kabupaten Cianjur menghadapi tantangan serius terkait keterbatasan jumlah guru. Rasio ideal satu guru untuk lima siswa tidak dapat terpenuhi, karena saat ini satu guru harus menangani hingga 15 siswa.
Kepala SLB ABC Bina Bangsa, Cucu Saryati, mengatakan, kondisi ini cukup memengaruhi efektivitas pembelajaran, terutama karena siswa SLB memiliki kebutuhan khusus yang memerlukan perhatian lebih.
“Kalau di SLB idealnya satu guru maksimal lima siswa. Tapi di kami, satu guru menangani 15 siswa. Artinya, kekurangan tenaga pendidik di sini sangat banyak,” kata dia kepada Cianjur Ekspres saat pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Rabu, 16 Juli 2025.
Baca Juga:Pemprov-BKKBN Jateng Perkuat Sinergi Demi Percepat Pengentasan StuntingSembilan Sekolah Rakyat di Jateng Mulai Beroperasi, Tampung 850 Anak dari Keluarga Miskin
Cucu menjelaskan, saat ini total siswa dari jenjang SD hingga SMA yang berada di bawah satu atap di sekolah tersebut mencapai lebih dari 100 orang. Namun, jumlah guru hanya 10 orang.
“Di SLB itu satu atap, dari SD, SMP, sampai SMA tidak pindah tempat. Tahun ini ada 10 siswa baru di SD, tiga siswa naik dari SD ke SMP, dan lima dari SMP ke SMA,” ungkapnya.
Terkait pelaksanaan MPLS, Cucu mengatakan pihaknya tetap mengacu pada program yang diarahkan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat, namun dengan beberapa penyesuaian.
“Kita mengadopsi arahan dari Disdik, tetapi dimodifikasi karena karakter anak-anak SLB berbeda. Misalnya, anak-anak tuna rungu sulit memahami penjelasan jika tidak diterjemahkan. Tantangannya mereka tidak bisa diam saat dijelaskan,” jelasnya.
Materi MPLS di SLB ABC Bina Bangsa juga disesuaikan dengan program Panca Waluya yang dicanangkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
“Kita fokus pada pembentukan karakter dan pembiasaan positif, sesuai arahan Panca Waluya,” tambahnya.