Fenomena Aphelion, Bukan Penyebab Cuaca Dingin Juli 2025

Fenomena Aphelion
Fenomena Aphelion, Bukan Penyebab Cuaca Dingin Juli 2025
0 Komentar

CIANJUR, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM- Setiap tahun pada bulan Juli, posisi Bumi berada pada titik terjauh dari Matahari dalam orbitnya. Fenomena ini dikenal sebagai Aphelion, dan kerap dikaitkan oleh masyarakat sebagai penyebab udara terasa lebih dingin dari biasanya. Namun, apakah benar suhu sejuk yang kita rasakan saat ini murni akibat fenomena astronomi tersebut?

Menurut informasi resmi dari Instagram BMKG, Aphelion memang terjadi sekitar awal Juli, tepatnya ketika jarak Bumi ke Matahari mencapai 152 juta kilometer. Bandingkan dengan posisi terdekat Bumi ke Matahari (Perihelion) yang terjadi sekitar awal Januari dengan jarak sekitar 147 juta kilometer.

Selisih jarak ini memang memengaruhi intensitas radiasi matahari yang diterima Bumi, namun pengaruhnya terhadap penurunan suhu sangatlah kecil. BMKG menegaskan bahwa penyebab utama dari suhu dingin yang dirasakan masyarakat Indonesia bukanlah Aphelion, melainkan beberapa faktor meteorologis yang lebih dominan.

Baca Juga:Layanan Samsat Keliling Cianjur Hari Ini, Jumat 11 Juli 2025, Cek Lokasi dan Waktunya!Jadwal Imsakiyah Cianjur Jumat, 11 Juli 2025, Panduan Waktu Ibadah Harian

Berikut tiga penyebab utama cuaca dingin yang terjadi di wilayah selatan khatulistiwa, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara:

  1. Memasuki Musim Kemarau- Saat ini Indonesia berada dalam masa peralihan ke musim kemarau. Dominasi angin timuran atau Monsoon Australia membawa massa udara kering dan dingin ke wilayah Indonesia. Angin ini berasal dari daratan Australia yang sedang mengalami musim dingin, sehingga membawa udara dengan suhu lebih rendah.
  2. Langit Cerah Mempercepat Pelepasan Panas- Minimnya awan saat malam hari menyebabkan proses pelepasan panas dari permukaan bumi ke atmosfer terjadi secara maksimal. Ketika tidak ada awan yang menahan panas, suhu udara di permukaan bumi menjadi lebih dingin, terutama saat malam hingga dini hari.
  3. Hujan Lokal Menambah Kesejukan- Beberapa wilayah di Indonesia masih mengalami hujan lokal. Kehadiran hujan ini membawa massa udara yang lebih dingin dari awan ke permukaan bumi, sekaligus menghalangi sinar matahari untuk memanaskan permukaan tanah secara maksimal.BMKG juga mencatat suhu minimum di Indonesia periode 1–8 Juli 2025, yang cukup rendah untuk wilayah tropis. Misalnya, di Silangit (Sumatera Utara), suhu minimum mencapai 15°C selama lima hari berturut-turut. Sementara itu, di wilayah Frans Sales Lega (NTT), suhu bahkan turun hingga 11°C pada 7 Juli dan 12°C pada 8 Juli. Kesimpulannya, cuaca dingin yang dirasakan masyarakat Indonesia pada Juli ini adalah fenomena musiman yang biasa terjadi, dan bukan disebabkan oleh Aphelion. Suhu rendah ini adalah kombinasi dari musim kemarau, langit cerah, dan hujan lokal yang menciptakan suasana sejuk di berbagai daerah.
0 Komentar