CIANJUR, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM- Setiap tanggal 12 Juli, masyarakat Cianjur punya alasan untuk bersyukur dan berbangga. Pada hari itulah, kota yang dikenal sebagai Kota Santri ini merayakan hari jadinya sebuah momen bersejarah yang mengingatkan pada berdirinya Cianjur sejak tahun 1677, ketika Raden Aria Wira Tanu I ditetapkan sebagai bupati pertama.
Di tahun 2025, Cianjur akan genap berusia 348 tahun. Lebih dari sekadar perayaan tahunan, Hari Jadi Cianjur telah menjadi bagian dari identitas kolektif warga. Dari pelosok desa hingga pusat kota, momen ini dirayakan dalam suasana hangat yang penuh dengan nilai-nilai budaya, seni, dan kebersamaan.
Cianjur dikenal dengan berbagai ciri khasnya. Mulai dari kuliner tauco, sebutan sebagai kota santri karena banyaknya pondok pesantren, hingga warisan seni-budaya yang masih lestari. Dalam perayaan hari jadi, warga Cianjur kerap menyuguhkan karnaval budaya, tarian tradisional Jaipongan, hingga atraksi kuda kosong yang memadukan elemen spiritual dan seni pertunjukan.
Baca Juga:Jadwal Nonton Film Narik Sukmoi Bioskop SAMS CianjurJadwal Imsakiyah Cianjur 7 Juli 2025, Jaga Waktu Salat
Salah satu tradisi yang tak kalah istimewa adalah menyanyikan lagu “Dua Belas Juli”. Lagu ini menggambarkan kebanggaan atas berdirinya Cianjur dan biasanya dilantunkan dalam bentuk pupuh, salah satu warisan sastra lisan Sunda.
Dengan syair yang kuat dan nada yang menyentuh, pupuh ini menjadi simbol rasa cinta dan penghormatan terhadap tanah kelahiran. Biasanya dinyanyikan dalam berbagai acara seremonial atau pertunjukan seni, bahkan diajarkan di sekolah-sekolah sebagai bagian dari pelestarian budaya lokal.
Lebih dari itu, Hari Jadi Cianjur menjadi momen untuk memperkuat rasa memiliki. Bukan hanya untuk nostalgia, tapi juga untuk menumbuhkan harapan agar Cianjur terus tumbuh, lestari budayanya, dan ramah bagi semua generasi..