Belasan Calon Potensi SAR Cianjur Menerima Pelatihan Water Rescue

Water rescue
Anggota Unit Siaga SAR Kabupaten Cianjur, Dedi S saat memberikan materi Water rescue pada belasan calon potensi SAR di kantornya, Desa Maleber, Kecamatan Karangtengah pada Rabu, 18 Juni 2025. (Foto: Unit Siaga SAR Kabupaten Cianjur)
0 Komentar

CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Para calon potensi pencarian dan penyelamatan (SAR) menerima materi tentang pedoman keselamatan di air (Water Rescue) dari Unit Siaga SAR Kabupaten Cianjur, di Desa Maleber, Kecamatan Karangtengah, Rabu, 18 Juni 2025.

Anggota Unit Siaga SAR Kabupaten Cianjur, Dedi S mengajarkan beberapa dasar dalam proses penyelamatan terhadap korban tenggelam. Lantaran, dari data Badan SAR Nasional (Basarnas), tenggelam menjadi kasus yang paling banyak terjadi di Jawa Barat.

“Dalam waktu lima tahun terakhir, kasus tenggelam menjadi yang paling terjadi di Jawa Barat, mau itu di danau, sungai, maupun laut,” ujar Dedi saat memberikan materi.

Baca Juga:Kepala Staf Perang Iran Gugur Akibat Serangan Udara IsraelDorong Akses Makanan Bergizi, Warga Cianjur Mendapat Sosialisasi Program MBG

Menurutnya, ada dua kemampuan dasar yang harus dimiliki penyelamat dalam Water Rescue, yakni berenang dan pengetahuan dan kemampuan menggunakan alat apung.

“Kalau sudah memiliki kemampuan untuk berenang, ada beberapa hal yang harus diketahui, yakni menjaga jarak dengan korban, dan menyerahkan alat apung tipe IV yang tidak terpasang dengan tubuh, seperti ring boy atau alat apung yang bisa dilemparkan (throwable device) lainnya,” kata dia.

Penyelamatan dalam praktik Water Rescue, harus dilakukan dengan cepat. Pasalnya, golden time bagi korban tenggelam hanya lima sampai tujuh menit. Selebihnya, saat kehabisan stamina dan tak bergerak, korban akan tenggelam secara perlahan-lahan.

“Namun, saat menyelamatkan orang yang tenggelam, harus menjaga jarak. Hindari mendekati korban karena dia dalam keadaan panik, sehingga saat korban meraih penyelamat, dia akan mendorongnya agar kepalanya tetap di atas permukaan air, itu malah akan membahayakan kedua belah pihak,” jelas Dedi.

Selain itu, saat menghadapi kedaruratan di air, penyelamat harus segera menolong jika sekiranya mampu, bawa ke tempat aman.

“Kami tegaskan, kalau mampu, kalau tidak mampu lebih baik langsung mencari pertolongan. Perhatikan fisik dan stamina. Jika memang berhasil menyelamatkan korban, pertahankan jalan nafas dengan napas bantuan dan RJP. Kemudian melaporkan ke penanggung jawab lokasi,” jelasnya.

Sementara, bagi penanggung jawab area khususnya di perairan, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan, seperti orang bergerombol di jembatan, dermaga, dan kolam; lansia dan anak; orang yang terlalu gemuk; orang mabuk; dan orang yang belum mahir menggunakan alat di air.

0 Komentar