CIANJUR, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM- Di tengah suasana duka dan konflik kemanusiaan, hadir kisah menyentuh dari seorang anak laki-laki bernama Abdullah Gaza, atau yang akrab disapa Gaza.
Sejak ayahnya seorang relawan kemanusiaan meninggal dunia usai pulang dari Palestina, Gaza hidup sebagai yatim piatu dan dititipkan di sebuah panti asuhan yang dikelola oleh Ustazah Dewi dan adiknya, Rafah Shafira.
Di tempat inilah Gaza bertemu Hayya, gadis kecil asal Palestina yang telah empat tahun berjuang mencari kedamaian di negeri asing. Genosida yang masih berlangsung di tanah kelahirannya membuat Hayya tak kunjung bisa pulang. Meski jauh dari rumah, luka yang ditinggalkan perang masih melekat kuat dalam dirinya.
Baca Juga:Cuaca Cianjur Hari Ini, 2 Juni 2025: Waspadai Hujan Sore HariPenanaman Pohon Simbol Kepedulian Lingkungan di Acara PTR dan PCD Racana Syarif Hidayatullah dan Syarifah
Pertemuan Gaza dan Hayya perlahan membuka lembaran baru dalam hidup mereka. Nama Gaza yang serupa dengan kampung halaman Hayya menciptakan kedekatan emosional yang unik. Dari hubungan yang awalnya canggung, keduanya kemudian menjalin persahabatan yang tulus, saling mengisi ruang-ruang sunyi di hati mereka masing-masing.
Namun, saat harapan mulai tumbuh dan senyuman kembali menghiasi hari-hari mereka, cobaan baru kembali datang. Sebuah peristiwa tak terduga muncul dan mengancam keselamatan mereka. Di tengah situasi genting, persahabatan, iman, dan kekuatan hati diuji dalam drama yang sarat nilai kemanusiaan dan spiritualitas ini.